bab 26

1.7K 140 53
                                    

Happy reading🐺🐺

•••••
Hari demi hari dilalui oleh pasangan yang sedang dimabuk asmara dengan perasaan penuh kebahagiaan, tiada hari tanpa senyuman manis di bibir mereka.

Kini, pasangan sedang bersiap untuk pergi ke kantor, si pria mencoba untuk membujuk si wanita untuk membolos kerja karena ia masih ingin bermanja-manjaan dengan si wanita.

Wanita itu menolak dengan keras, ia mengelus kepala si pria dengan sayang mencoba memberi pengertian. "Kalo kamu terus-terusan bolos, kamu gak akan bisa jadi contoh yang baik buat karyawan kamu," ujarnya dengan lembut.

Si pria terdiam, ingin membantah namun ucapan itu adalah kebenaran. Sudah banyak karyawan yang mengeluh tentang dirinya karena sering tidak masuk ke kantor, padahal kehadiran dirinya sangat dibutuhkan di sana.

"Yaudah, Vava temenin Vanvan. Lagian Vava udah dipecat, jadi gak perlu kerja lagi." Revan--si pria--tersenyum lebar saat Reva--si wanita--mengangguk setuju.

Reva selalu kesal saat Revan memecat dirinya tanpa alasan yang jelas, tidak ada yang berani membantahnya termasuk dirinya sendiri. Reva hanya bisa mengumpati Revan dalam hati sampai puas.

Revan menarik tangannya dengan lembut menuju garasi untuk mengambil mobilnya yang tersimpan di sana.

•••••
Kantor.

Kedatangan Reva dan Revan disambut dengan hangat oleh seluruh karyawan, ada yang menyapanya dengan hangat dan anggun, ada juga yang berteriak karena senang.

Reva hanya memberikan senyumnya yang manis, ia merasa dirinya seperti artis terkenal di negara ini, perasaannya kini senang bercampur malu.

Revan melirik Reva yang sedang tersenyum membuat pipinya merona merah namun saat itu juga rona merah akibat malu itu digantikan dengan rona merah menahan amarah, saat para karyawan pria menatap Reva dengan pandangan memuja.

Emosi Revan naik seketika, ia memandang salah satu karyawan pria tersebut dengan pandangan tajam lalu membentak, "Kalian para pria, jika masih ingin bekerja di sini diharap kalian bekerja sekarang juga!"

Detik itu juga para karyawan pria langsung bergegas menuju tempatnya masing-masing sesuai dengan perintah Revan. Ia tersenyum puas lalu menarik Reva agar lebih cepat sampai tujuannya.

Reva hanya bisa menunduk malu saat para karyawannya dengan sengaja menggoda dirinya. "Jangan gitu, aku malu," cicit Reva.

Revan tak menjawab, kini Revan tampil sebagai bos yang tegas dan beribawa. Perlahan seluruh karyawan mulai mengerjakan tugasnya masing-masing, mereka tidak ingin kehilangan pekerjaan karena sibuk untuk menggoda bos di kantor ini.

•••••
Jam demi jam berlalu hingga siang pun tiba, Reva benar-benar kagum dengan sikap yang Revan tunjukan hari ini di kantor. Tak seperti yang dulu, kini sikap Revan menunjukan bahwa dirinya adalah seorang bos.

"Revan, mau aku beliin makanan? Kamu belum makan dari tadi," sahut Reva yang selalu memandang Revan yang tengah membaca tumpukan-tumpukan kertas.

Revan hanya mengangguk tanpa mengucapkan sesuatu, Reva langsung keluar dari ruangan begitu mendapatkan jawaban. Ia khawatir dengan tubuh Revan yang baru sembuh dari sakitnya, walaupun dirinya juga masih dikategorikan 'baru sembuh' namun ia merasa tubuhnya sehat seperti ia tak pernah terjadi kecelakaan.

Reva tiba di kantin kantor yang cukup sepi, mengingat jam istirahat kantor telah berakhir beberapa menit yang lalu. Reva segera memesan makanan dan minuman untuk Revan.

Setelah selesai, Reva langsung bergegas menuju ruangan Revan. Sesampainya di sana, ia melihat Revan yang sudah bersiap untuk melakukan suatu hal di luar ruangannya ini.

My Big Baby (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang