bab 36

279 22 0
                                    

Happy reading.

Love you😙😙

•••••
Lelaki itu menyodorkan setangkai bunga mawar dan berkata, "Aku suka kakak! Pacaran yuk!"

Byur ....

Reva tanpa sengaja menyemburkan minuman yang ada di mulutnya. Reva terkejut akan pernyataan itu, reaksi terkejutnya pun membuat Reva juga semakin terkejut.

"Maaf, maaf," sesal Reva dengan wajah memerah akibat malu.

Lelaki itu menyodorkan sebuah tisu untuknya, Reva mengambilnya dan membersihkan diri akibat semburan yang ia lakukan.

Aldu sendiri terkejut dengan itu, ia bahkan hanya bisa menatap tanpa bisa berkata-kata. Bahkan tukang minuman yang sedari tadi menyaksikan pun hampir menjatuhkan gelas yang ia pegang.

Setelah membersihkan diri, ia menatap lelaki itu yang juga menatapnya dengan pandangan berbinar penuh harapan.

"Maksudnya apa yah? Tiba-tiba datang dan mengajak pacaran?" tanya Reva tak mengerti.

"Ah, maaf. Aku terlalu bersemangat saat melihat Kakak, aku Herry."

Lelaki yang mengaku namanya adalah Herry menyodorkan tangannya tanda mengajak untuk bersalaman.

Reva pun membalas jabatan tangan itu. "Ah, saya Reva, salam kenal."

Herry tersenyum lebar saat mendengar itu, ia kembali menyodorkan bunga mawarnya. "Jadi, Kakak mau pacaran denganku?"

Byur ....

Bukan Reva yang melakukannya, Aldu yang melakukannya. Sedari tadi ia hanya bisa terdiam, kini ia bisa bereaksi walau terlambat.

"Maaf, maaf," sesal Aldu.

"Aku gak punya tisu lagi, lap sendiri aja." Aldu dan Reva menatap Herry dengan tatapan tak percayanya.

'Wah gak sopan nih orang, kudu dikasih pelajaran ini mah,' batin Aldu sambil mengusap mulutnya dengan kasar.

"Mohon maaf sebelumnya, tapi Reva punya saya. Dia istri saya dan anda tidak berhak atasnya," lontar Aldu sambil menarik Reva untuk berada di dekatnya dan memeluk bahu Reva dengan posesif.

Herry terkejut, begitu pula dengan Reva yang tak menyangka jika Aldu mengatakan alasan tak masuk akal itu. Entah kenapa alasan yang Aldu buat pun merasa tak asing, apa ia pernah mengatakannya?

"Gak percaya, di jari kalian gak ada cincin pernikahannya," cibir Herry yang membuat Reva hampir mengumpati Aldu.

'Alasan ini 'kan udah kepake tadi, dia lupa betapa susahnya gue buat nyari alesan lagi?' batin Reva.

"Lagi juga, kalo udah nikah pasti bisa cerai. Jadi, tak ada yang tak mungkin," lanjut Herry dengan wajah pongahnya.

Ok, bukan hanya Aldu dan Reva saja yang membola kaget. Tukang minuman dan sekitarnya yang mendengar itu pun menatap Herry dengan tatapan tak percayanya.

'Wah, gila nih orang. Kabur dari RSJ kali yah?' batin semua yang mendengar.

Reva menarik tangan Herry dan Aldu untuk pergi ke tempat yang tak banyak orang, masalah ini jangan sampai banyak yang mendengar. Apalagi ucapan Herry yang tak masuk akal, bisa-bisa Herry dikepung orang banyak.

"Kita bicara di tempat lain," ujar Reva dengan nada pelan namun dapat didengar jelas oleh Aldu dan Herry.

Reva berhenti di dekat pepohonan, cukup sepi karena orang-orang sedang mencari matahari pagi untuk kesehatan.

My Big Baby (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang