bab 8

7.7K 384 37
                                    

Happy reading:)

Jangan lupa vote nya:v
.
.
.
.
.
.

Reva turun dari kamar itu, ia melihat Revan yang sedang bermain handphone di ruang makan, dengan seorang wanita?

"Permisi." salam Reva sopan, Revan dan Fisha pun langsung mendongak ke sumber suara.

"Kamu ikut makan sini, anggap aja rumah sendiri." ucap Fisha ramah, Reva jadi kikuk sendiri, takut kalo dia adalah pacarnya Revan, dan ia seperti orang ketiga.

"Maaf, saya ga bermaksud jadi pelakor, saya hanya numpang tinggal disini, nanti saya akan cari rumah, biar kalian ga keganggu dengan kehadiran saya." spontan Reva mengucapkan hal itu, takut ada kesalahpahaman.

"Bwahhahahahahahha....bang dikira gw pacar lu hahahahahahahaha sumpah perut gw jdi kram hahaha." tawa lepas akhirnya dikeluarkan oleh Fisha, Revan hanya terkekeh pelan melihat Reva yang heran dengan adiknya.

"Sorry, gw lupa perkenalan diri..ekhem nama gw Rafisha harrick leo, kamu bisa panggil gw Fisha, kalo Rafi kek nama cowo. Dan gw adiknya bang Revan." ucap Fisha dengan tersenyum lebar.

Reva jadi ingin nyemplung di danau toba sekarang, mukanya sekarang sudah memerah karena malu, ia menyangka bahwa Fisha adalah pacar atau tunangannya Revan, ternyata ia salah besar.

"Ahh...saya ga tau." hanya itu yang bisa Reva ucapkan, sungguh malu.

"Selow aja sih, yuk duduk, gw sama bang Revan udah nunggu dari tadi." Fisha langsung mengajak Reva menuju meja makan.

"Maaf saya, ga bantuin masak." Reva jadi merasa bersalah, karna ia sudah dikasih tempat tinggal, yang tidak tahu malunya malah enak-enak di kasur, sedangkan pemilik rumah malah masak untuknya, sunggu Reva ingin nyemplung sekarang juga.

"Astaga, ga usah dibahas kali, udah biasa gw mah, trus kalo dirumah jangan ngomong saya-anda tapi lu-gw. Ok? "tanya Fisha yang langsung diangguki oleh Reva. Revan tersenyum melihat keduanya akrab, ia ingin sekali memberitahu Reva, tapi ia sadar belum saatnya.

Acara makan sudah selesai, Fisha pergi ke kamarnya untuk menonton film zombie, tinggal Revan dan Reva yang masih di meja makan tersebut.

"Bapak, kenapa ga bilang kalo Fisha itu adik bapak?" tanya Reva kesal.

"Hei, umurku tak jauh beda dari mu, jangan menyebut aku bapak, kalo dirumah panggil nama aja, trus ngomongnya lu gw!" perintah Revan yang tidak menerima penolakan yang hanya diangguki lemas oleh Reva.

"Iya deh iya."

"Mumpung ini hari sabtu, gw mau ngajak lu sama adik gw ke pantai, bentar lagi berangkat." ucap Revan yang langsung berjalan menunju kamar.

Mereka pun akhirnya pergi ke pantai:v

#####
Pantai

"AYO BANG, LAMA BENER KEK CEWE AJA, GW MAU MAIN AIR CEPETAN!!" teriak Fisha penuh semangat.

"Gua males, kalian dulu aja, gw mau telfon sama sekretaris gw." jawab Revan dengan wajah malas.

"Mumpung libur jih, ayok bang." ajak Fisha mendesak kakaknya. "Ga mau jih, batek." umpat Revan .

"Kak, lu bantuin gw donk." bisik Fisha ysng sudah lelah, Reva langsung mengangguk tanda mengiyakan.

"Van, ayo main, gw sama Fisha ga bakal main kalo lu ga ada." ucap Reva yang langsung membuat Revan berdiri, dan menggandeng tangan Reva. .

"Ayo, gw ga sabar!!" ajak Revan penuh semangat, berbeda dengan Reva dan Fisha, yang melongo kayak orang bodoh.

"Tuh tuh...tuh gitu tuh, giliran gw mau, kalian malah gitu." rajuk Revan sambil memanyunkan bibirnya.

My Big Baby (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang