bab 32

702 66 3
                                    

Happy reading semuanya❤️

•••••••
Malam telah tiba, Revan dan Reva pun pulang ke rumah dengan hati bahagia. Genggaman tangan mereka tak lepas dari mereka makan di restoran. Kedua bucinan ini memang sudah terlalu jatuh ke dalam cinta.

Rafisha dan Jacksun berada di rumah  Brindon dan Ranis. Mereka tidak ikut bersama Revan dan Reva karena sadar diri untuk memberi waktu dan tidak ikut campur. Terkecuali Aldu, yang memang tinggal sendiri di apartemen.

"Vava, mau tidur bareng gak?" tanya Revan begitu sampai di ruang tamu.

"Gak mau lah, kita belum nikah loh." Jawaban yang dikeluarkan oleh Reva membuat Revan sedikit cemberut.

"Tapi kalo Vanvan kangen gimana?"

Reva tertawa mendengar hal itu. Setiap detik, manjanya Revan semakin bertambah. "Kita beda kamar doang, bukan beda negara," jawab Reva.

Revan semakin cemberut mendengar hal itu, ia sungguh tak ingin jauh-jauh dari Reva bahkan untuk 5 cm sekalipun.

"Yaudah deh," balas Revan dengan nada tak terima.

Cup ....

"Makasih udah ngerti, Sayang." Reva berkata setelah mencium tangan Revan.

Jelas saja, hal itu membuat wajah Revan memerah sempurna. Senang dan malu bercampur aduk hingga Revan bingung ingin merespon.

"La-lain kali bilang dong, biar Vanvan siap-siap," rengek Revan sambil tertunduk malu.

Reva tertawa mendengar hal itu, ia mengusap kepala Revan lalu menjawab, "Gak seru kalo kayak gitu. Tidur dulu ah, ngantuk."

Reva meninggalkan Revan yang berdiri mematung di sana, Reva sangat puas dengan respon Revan yang menurutnya menggemaskan itu.

Revan terduduk di lantai karena kakinya seperti tidak ada tulang, sangat lemas hingga dirinya terduduk begitu saja. Kini, bukan hanya wajahnya yang memerah, tangannya pun ikut memerah karena malu dan senang yang teramat sangat.

Perlahan senyumnya terangkat hingga membentuk bulan sabit, lalu Revan mengguling-gulingkan tubuhnya. "Dicium tangannya Vanvan," gumamnya tanpa henti.

Menggemaskan bukan? Kalian tidak ingin punya pacar seperti Revan?

•••••
Pagi hari

Matahari kembali hadir, menemani semua makhluk hidup di bumi ini dan menyaksikan setiap kejadian yang kita alami.

Di pagi ini, Revan sungguh sibuk. Sibuk bermanja-manjaan dengan Reva dan menganggu ketenangan hidup Reva.

"What are you doing? Minggir, ganggu nonton aja," gerutu Reva yang sudah jengah dengan tingkah manja Revan pada hari ini.

"Gak mau, Vava cuekin Vanvan." Revan semakin menganggu Reva dengan terus mendusel-duselkan wajahnya di bahu Reva.

Terkadang, manjanya Revan memang menggemaskan tapi juga bisa menyebalkan, seperti saat ini.

Reva pasrah dengan kelakuan Revan, ia tetap menonton TV di depannya walau tidak bisa fokus.

Revan yang merasa semakin tidak dipedulikan pun mulai melakukan aksinya, ia sedikit menggelitik pinggang Reva hingga Reva menggeliat sedikit.

Reva yang tak terima digelitik pun juga membalas perbuatan Revan. Ia mulai menggelitik perut Revan dengan cepat hingga Revan tak kuasa menahan tawa dan gelinya.

"Hahahaha ... stop! Stop! Hahahaha ... udah berhenti, ih. Hahahaha ...." Reva ikut tertawa melihat Revan yang sangat lucu di matanya.

Tangan Reva tak berhenti untuk menggelitik Revan hingga saat Revan menjauh darinya barulah ia berhenti. Sekarang, Revan kacau, napasnya terengah-engah serta pipinya yang memerah.

My Big Baby (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang