bab 20

3.2K 207 31
                                    

Disini aku mau ceritain tentang masa lalu Reva, hingga Reva bisa kehilangan ingatannya.

Happy reading🌸🌸🌸

╥╥╥╥╥╥

"Revan, aku punya temen baru sekarang!!" pekik Reva kegirangan membuat Revan tersenyum kecil.

"Namanya siapa?" tanya Revan sambil mengerjakan tugas kimianya.

"Namanya Delfi sama Mizana!" balas Reva setengah berteriak karena tak bisa memendam rasa bahagianya.

"Jaga temen kamu yah. Dan, jangan lupain aku. Awas kalo kamu lupain aku, aku gigit kamu." ancam Revan yang mampu membuat Reva tertawa kencang.

"Aku gak akan ninggalin orang yang aku sayangi."

•••••••
"Delfi, Mizana, main yuk!" ajak Reva, Delfi mengangguk dengan mantap, dan Mizana menggeleng malas.

"Gak ah, gue males main sama lu." balas Mizana lalu pergi meninggalkan tanda tanya di pikiran Delfi dan Mizana.

"Mau samperin?" tanya Delfi yang diangguki oleh Reva.

Mereka berlari menyusul Mizana. Mereka tersenyum senang, saat Mizana terlihat di depan mereka, namun senyuman itu luntur saat tangisan Mizana terdengar ditelinga mereka.

"Mizana, kamu kenapa nangis?" tanya Delfi dengan nada khawatir.

Mizana berbalik, membuat Delfi dan Reva semakin merasa khawatir.

Dengan sesegukan Mizana menjawab, "Aku udah tau kenapa kedua orang tua Delfi bunuh diri."

Delfi menegang saat itu juga, seketika tubuhnya bergetar, Reva memeluk Delfi dengan erat, seolah sedang menyalurkan ketenangan, dan itu berhasil membuat Delfi tenang.

"Kenapa?" tanya Delfi.

Mizana langsung memeluk Delfi, dan menumpahkan tangisnya di bahu Delfi.

"Perusahaan milik papamu hancur tak bersisa, dan pelakunya adalah papa Reva." jelas Mizana pelan, namun Delfi dapat mendengarnya.

Delfi melepas pelukannya, ia menggandeng Mizana dan menatap Reva dengan pandangan tak suka.

"Aku gak mau temenan sama keluarga pembunuh, kita gak usah main bareng lagi. Anggep aja kita dan kamu tidak pernah bertemu." ujar Delfi dingin.

Reva yang tidak tahu apa-apa hanya berdiam diri, otaknya bekerja mencoba mencerna ucapan Delfi. Pembunuh? Reva tidak pernah membunuh siapa pun, tapi kenapa Delfi menuduhnya sebagai seorang pembunuh.

Reva melihat Mizana yang sedang menjulurkan lidahnya, mengejek dirinya. Kini, Reva mengetahui bahwa Mizana membenci dirinya, dan Mizana ingin agar Reva tidak mempunyai teman lagi seperti dulu.

Reva berlari menuju rumah, ia langsung memasuki kamarnya, tidak peduli dengan panggilan dari keluarganya. Reva mengunci kamarnya dan berjalan ke arah meja belajar, ia mengambil buku diarynya dan menumpahkan segala kekesalannya. Reva telah kehilangan seorang teman, Reva tidak akan mencari teman lagi. Cukup Revan seorang.

•••••
"Papah, mamah. Aku dapet juara 1 lomba fisika nasional!!" pekik Reva senang, seraya menunjukan piala dan piagam yang sudah ia dapati.

My Big Baby (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang