bab 14

5.1K 316 91
                                    

Memilih sesuatu memang tidak semudah dengan membalikan tangan, namun di setiap proses perjalanan hidup, setiap orang akan dihadapkan pada suatu pemilihan.
Jangan pernah ragu, jika kamu sudah memutuskan untuk memilih yang mana. Sebelum membuat keputusan, pikirkan baik baik, pikirkan secara panjang, pikirkan resiko dan keuntungan yang bisa kamu dapati.

Author bijak:v

Kacau
Sedih
Panik
Bingung

Kata-kata tersebut yang mewakili keadaan Revan, ia tak mendengar suara Reva lagi setelah Suara teriakan dan suara tubrukan itu. Pikirannya kacau, pikirannya hanya dipenuhi nama wanitanya, Reva. Firasat buruk terus berdatangan di otaknya, membuat ia semakin panik dan kacau.

Revan dengan segera keluar dari ruangannya menuju ruangan sekretaris

Tanpa banyak gaya, Revan langsung masuk ke ruangan tersebut.

"Kamu tolong handle semua dulu, saya ingin pergi." perintah Revan tanpa melihat wajah lawannya yang tersentak kaget

Revan langsung keluar dari ruangan tersebut. Tanpa menunggu jawaban atau reaksi dari sekretaris tersebut. Dengan segera menuju parkiran dimana mobilnya berada, Revan tak memusingkan tatapan heran karyawannya, pikirannya hanya tertuju pada satu nama

Setelah masuk mobil, Revan mengecek keberadaan Reva, lewat GPS yang ia taruh di tas Reva. Setelah mendapat lokasi rumah sakit tempat Reva dirawat, ia dengan segera menjalankan mobil dan melesat ke tempat tujuan.

"Vanvan mohon, bertahanlah....Vanvan ga mau kehilangan Vava."

Rumah sakit

Setelah memarkirkan mobilnya, Revan dengan cepat keluar dari mobil, dan berlari kencang menuju gedung rumah sakit

Revan mulai memelankan langkahnya, ia baru menyadari sesuatu.

"Bodoh....bodoh, gw belom nanya Reva diruangan dimana...bodoh kali, astaga Revan bodoh." umpat Revan begitu menyadari kesalahannya

Tring....tring

Mendengar ponsel berbunyi dan bergetar, Revan mengambil handphonenya di saku celana

Ayah

Ruangan Reva dirawat di lantai 3, ruangan VIP kamar 3

Setelah melihat pesan yang dikirimkan oleh ayahnya, ia bergegas berlari menggunakan tangga untuk menuju ruangan Reva

Setelah di tengah jalan ia berlari, ia berhenti, mengusap keringat yang sudah membanjirinya. Ia kembali merutuki kebodohannya

"Bodoh banget sih gw, kan gw bisa naik lift ato ga eskalator, nih otak ketinggalan di meja makan kali." umpat Revan sambil memukul kepalanya di sisi tangga

Ia ingin berlari lagi, tetapi tenaganya sudah terkuras abis akibat berlari dari kantor menuju parkiran, lalu parkiran menuju sini. Kalo saja ia tak ingat tujuannya kesini, ia pasti sudah berkunjung ke restoran terdekat di rumah sakit ini.

Ia kembali melangkahkan kaki, menaiki tangga kembali namun tidak dengan berlari, hanya berjalan cepat saja.

DEMI ORANG TERCINTA!! LAUTAN PUN AKAN REVAN LIATIN!! LEMBAH YANG DALAM AKAN REVAN JADIKAN JUDUL UNTUK MEMBUAT CERPEN SEWAKTU IA GABUT!!

My Big Baby (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang