Memilih sesuatu memang tidak semudah dengan membalikan tangan, namun di setiap proses perjalanan hidup, setiap orang akan dihadapkan pada suatu pemilihan.
Jangan pernah ragu, jika kamu sudah memutuskan untuk memilih yang mana. Sebelum membuat keputusan, pikirkan baik baik, pikirkan secara panjang, pikirkan resiko dan keuntungan yang bisa kamu dapati.Author bijak:v
Kacau
Sedih
Panik
BingungKata-kata tersebut yang mewakili keadaan Revan, ia tak mendengar suara Reva lagi setelah Suara teriakan dan suara tubrukan itu. Pikirannya kacau, pikirannya hanya dipenuhi nama wanitanya, Reva. Firasat buruk terus berdatangan di otaknya, membuat ia semakin panik dan kacau.
Revan dengan segera keluar dari ruangannya menuju ruangan sekretaris
Tanpa banyak gaya, Revan langsung masuk ke ruangan tersebut.
"Kamu tolong handle semua dulu, saya ingin pergi." perintah Revan tanpa melihat wajah lawannya yang tersentak kaget
Revan langsung keluar dari ruangan tersebut. Tanpa menunggu jawaban atau reaksi dari sekretaris tersebut. Dengan segera menuju parkiran dimana mobilnya berada, Revan tak memusingkan tatapan heran karyawannya, pikirannya hanya tertuju pada satu nama
Setelah masuk mobil, Revan mengecek keberadaan Reva, lewat GPS yang ia taruh di tas Reva. Setelah mendapat lokasi rumah sakit tempat Reva dirawat, ia dengan segera menjalankan mobil dan melesat ke tempat tujuan.
"Vanvan mohon, bertahanlah....Vanvan ga mau kehilangan Vava."
Rumah sakit
Setelah memarkirkan mobilnya, Revan dengan cepat keluar dari mobil, dan berlari kencang menuju gedung rumah sakit
Revan mulai memelankan langkahnya, ia baru menyadari sesuatu.
"Bodoh....bodoh, gw belom nanya Reva diruangan dimana...bodoh kali, astaga Revan bodoh." umpat Revan begitu menyadari kesalahannya
Tring....tring
Mendengar ponsel berbunyi dan bergetar, Revan mengambil handphonenya di saku celana
Ayah
Ruangan Reva dirawat di lantai 3, ruangan VIP kamar 3
Setelah melihat pesan yang dikirimkan oleh ayahnya, ia bergegas berlari menggunakan tangga untuk menuju ruangan Reva
Setelah di tengah jalan ia berlari, ia berhenti, mengusap keringat yang sudah membanjirinya. Ia kembali merutuki kebodohannya
"Bodoh banget sih gw, kan gw bisa naik lift ato ga eskalator, nih otak ketinggalan di meja makan kali." umpat Revan sambil memukul kepalanya di sisi tangga
Ia ingin berlari lagi, tetapi tenaganya sudah terkuras abis akibat berlari dari kantor menuju parkiran, lalu parkiran menuju sini. Kalo saja ia tak ingat tujuannya kesini, ia pasti sudah berkunjung ke restoran terdekat di rumah sakit ini.
Ia kembali melangkahkan kaki, menaiki tangga kembali namun tidak dengan berlari, hanya berjalan cepat saja.
DEMI ORANG TERCINTA!! LAUTAN PUN AKAN REVAN LIATIN!! LEMBAH YANG DALAM AKAN REVAN JADIKAN JUDUL UNTUK MEMBUAT CERPEN SEWAKTU IA GABUT!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby (Hiatus)
Fanfic"Mentang-mentang nama sama, nyuruh orang sembarangan," ucap Reva menyindir seseorang di depannya dengan suara kecil. Akan tetapi hal itu didengar oleh orang yang sedang disindirnya. "Baru dateng disindir, ngajak berantem?" tanya Revan dengan berkaca...