bab 7

8.4K 456 55
                                    

Vote yah guys:v

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Pagi hari

Dengan langkah yang terburu-buru, Reva keluar dari rumah peninggalan orang tuanya. Reva melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 06.00.

Ia berjalan agak jauh dari rumah, agar paginya tak diganggu oleh tantenya.

Tin.. Tin..

Seketika Reva mendongak, mendengar suara tersebut, ia melihat bosnya sedang menatap ke arah sambil nyengir.

"Ada apa pak?" tanya Reva sopan.

"Antar kamu buat ke kantor bareng." ujar Revan dengan senyum yg tak pernah pudar. "Ga usah pak, saya bisa memesan ojek onlen ato ga naik bis." ujar Reva dengan nada yang halus.

"Pertama sebentar lagi kita terlambat, yang kedua bis sekarang pasti udah jalan, yang ketiga, lihat dibelakang mu." jelas Revan kepada Reva.

Reva langsung memaling wajah ke arah belakang, ia terkejut tantenya sedang berjalan ke arahnya dengan tatapan marah, seketika ia masuk ke dalam mobil Revan.

"Pak ayo jalan."desak Reva dengan mimik wajah panik, Revan tersenyum manis kepada Reva dan langsung tersenyum sinis melihat tante Reva yang sedang mengamuk. Langsung saja Revam mengendarai mobilnya menuju kantor.

Kantor..

"Makasih pak atas tumpangannya." ucap Reva tulus, membuat Revan terdiam sebentar, tanpa sadar Reva sudah keluar dari mobilnya tanpa dirinya.

"Sial, gw lemah banget sama senyumnya." rutuk Revan dalam hati sambil mengacak-acak rambut nya

Revan terlalu senang untuk hari ini, karena pasti akan ada bumbu cabe di kantornya, namun ia tidak menunjukan di depan para karyawannya, dia masih punya image yang harus dijaga.

****
Reva sedang asik-asiknya mengerjakan data-data di laptopnya, namun ia harus berhenti, karena mendengar suara ketukkan yang sangat kencang dan cepat.

"Masuk aja." ujar Reva sedikit teriak agar orang yang mengetuk pintunya mendengar.

"Bu, disana ada seorang perempuan yang mengaku tante anda, dia mencari ibu sambil mengamuk." jelas dia dengan terengah-engah.

"Tante Felis? Astaga dia tau kantor gw? Gawat!" batin Reva panik, segera ia meninggalkan ruangannya menuju tempat tantenya berada.

Reva semakin panik, lantaran banyak orang yang sudah menahan tantenya agar tidak membuat ulah yang semakin parah.

"HEI KAMU, DASAR PONAKAN DURHAKA, KURANG APA SAYA MEMBERI KAMU HIDUP HAH?! INI BALASAN KAMU, ATAS SEMUA YANG SAYA BERIKAN UNTUK KAMU?!" bentak Felis penuh emosi saat melihat Reva didepannya.

Reva takut dengan tatapan, dan aura yang dikeluarkan oleh tantenya, Reva ingin menjawab tetapi ada yang menyerobotnya. "Itu memang balasan yang harus anda terima, anda memang memberi hidup kepada ponakan anda, tapi anda juga yang memberi rasa kematian kepada ponakan anda." sahut Revan dengan suara sangat dingin.

"Re..Re.." Felis tak mampu melanjutkan ucapannya lantaran kaget, dan takut yang dirasakannya, apalagi Revan langsung menatapnya secara tajam yang mengisyaratkan nya untuk diam.

"MAKSUD KAMU APA HAH?!" tanya Felis yang menepis segala ketakutan dan keraguannya.

"Apa perlu saya menyebarkan foto-foto saat anda memperlakukan seorang manusia layaknya hewan? Bahkan anakmu sendiri kamu perlakukan kasar, hanya demi harta dan kekayaan." balas dia tajam dan dingin, bahkan suasana yang awalnya gaduh menjadi sepi sekali. Reva yang ada disana pun terkejut dengan Perkataan Revan.

My Big Baby (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang