0881******
(Mengirim gambar)
(Reva diikat dengan lakban dimulutnya)Perusahaan atau cinta? Pilihan ditanganmu!
∇∇∇∇∇∇
Revan menggeram menahan kesal saat nomor asing itu mengancamnya. Selalu seperti ini, Revan bingung, jika dirinya yang bermasalah kenapa harus orang yang dicintainya yang menjadi sasaran?
Revan berusaha menahan amarah, dirinya mencoba berfikir bijak agar miliknya tidak ada yang hilang darinya.
Revan menelfon orang-orang yang sangat Revan percayai, setelah itu ia mencoba menelfon pemilik nomor tersebut namun nihil, nomor tersebut tidak bisa dihubungi.
Setelah menunggu beberapa menit beberapa orang masuk ke dalam ruangan Revan, Revan langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Secepat kilat ngalahin petir gue menuju kesini, saking paniknya." cibir Jacksun lalu ia duduk di sofa milik Revan.
"Kenapa sih? Gue relain dateng kesini, padahal bentar lagi gue ada operasi." Victor bertanya dengan wajah penasaran.
"Kenapa sih? Gue ninggalin kasur tercinta demi lu." timpal Gorana.
Revan menatap satu-persatu teman baiknya termasuk sepupunya, kemudian Revan menunduk menahan gejolak amarah yang berasal dari hatinya. Melihat foto Reva saat tidak sadarkan diri menambah amarah dan sakit di dada Revan.
"Reva diculik," lirih Revan.
"Kok bisa?!" sentak ketiganya bersamaan.
"Gue ga tau, gue butuh kalian!" pinta Revan dengan nada bergetar.
Ketiganya menghela nafas kasar, mencoba berfikir solusi untuk masalah yang sedang dihadapi oleh Revan.
"Cek lokasi mereka dulu deh." usul Victor.
Revan mengangguk, lalu mengotak-atik handphone miliknya.
"Lokasi mereka ada di tengah hutan, bagian timur." jelas Revan seraya menunjukan map dari nomor tersebut.
Ting...ting...
Bunyi notifikasi dari handphone Revan kembali berbunyi, membuat semua arah menatap nomor tersebut.
08124*****
(Mengirim gambar)
(Reva dengan wajah lebam dan bibir sobek)Menyenangkan bermain dengan wanitamu ini, aku penasaran apakah dia masih segel atau tidak. Cepatlah kemari sebelum aku melakukan hal yang lebih kejam dari ini. Bawa polisi? Bawa malaikat maut untuk mengambil nyawa perempuan mu ini.
"AKKKKHHHHHKKK!!! SIALAN, GUE BUNUH LU SEKARANG!!" erang Revan dengan rahang mengetat keras, mata yang menunjukan amarah yang begitu besar.
"Jangan gegabah, lu mau Reva meninggal karena amarah lu?" tanya Jacksun membuat Revan menghembuskan nafas kasar.
"Gua ada ide!" sahut Gorana membuat ketiganya menoleh bersamaan ke arah Gorana.
"Lumayan beresiko sih, tapi dicoba aja,"
"Cepetan!" sentak Revan menarik kerah Gorana dengan paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby (Hiatus)
Fanfic"Mentang-mentang nama sama, nyuruh orang sembarangan," ucap Reva menyindir seseorang di depannya dengan suara kecil. Akan tetapi hal itu didengar oleh orang yang sedang disindirnya. "Baru dateng disindir, ngajak berantem?" tanya Revan dengan berkaca...