Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pagi, curut-curutku!" Sapa Zoa pagi itu dengan riang.
"Pagi juga babuku."
Udah tahu lah ya itu siapa. Siapa lagi kalau bukan Dahyun?
"Bang-"
"Masih pagi, Zoa." Potong Jihan lalu duduk di bangkunya.
Zoa hanya menampilkan cengirannya. Lagi dan lagi, dia harus melihat adegan uwu-uwu di pagi hari, yap, Jihan dan Jungwon.
"Tukeran tempat duduk sama siapa ya enaknya?" Gumam Zoa.
"Pagi."
Zoa noleh pada seseorang yang menyapa temen-temen sekelasnya.
"Tumben nggak ribut lo sama si Ni-ki." Dahyun memutar badannya begitu melihat Ni-ki langsung duduk di kursinya, biasanya kan ngusilin Zoa dulu.
Zoa mengangkat bahunya tanda tak tahu, "Adem kan kalian nggak lihat gue berantem sama dia?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada kandidat lain?"
Seisi kelas menggeleng. Guru tersebut akhirnya menyudahi pelajarannya dan sebelum keluar pintu, beliau berkata, "Pulang sekolah, Zoa dan Ni-ki langsung ke ruang audio visual aja. Jangan lupa buat ketua kelas untuk mengingatkan."
Iya, mereka berdua, sepasang manusia yang sangat menyukai keributan satu sama lain.
"Selesain masalah lo sama Ni-ki." Ucap Jungwon begitu guru tersebut keluar.
Zoa mengerutkan alisnya, "Gue nggak ada masalah sama dia, Won."
"Ni-ki sendiri kok yang bilang ke gue, katanya kalian ada masalah." Ucap Jungwon.
Zoa menggeleng, perasaan kemarin dia baik-baik aja...
sebelum Niki nggak nyebutin namanya di deretan orang yang dia suka
"Musuhan sama dia nggak baik loh, Zoa." Timpal Dahyun dan diangguki oleh Jihan yang lagi makan permen yupinya.
"Kenapa?"
"Lo kangen, yang susah siapa? Ya, kita bertiga lah. Pakai tanya sama mikir segala lo."
Ada yang mau temen kek Dahyun nggak?
Yang berharap ada romance di book ini, buang harapan kalian 😌
