Udah bulan Desember aja nih, mari kita rayakan salju dan Natal secara bersamaan!
"Lihat nih, lucu kan?"
Pagi-pagi udah pamer aja. Hati-hati kualat, Dahyun.
"Gue juga punya, tapi ditaruh di dompet."
Zoa yang dengerin percakapan kedua sahabatnya nyaut, "Hari ini gue juga mau beli. Baru dapet uang jajan kemarin."
"Kalau gitu, berarti kita bertiga punya gantungan maskot yang sama!" Teriak Jihan riang.
"Apaan tuh? Lucu amat kek gue."
Untungnya, Ni-ki lagi bawa kamus Bahasa Korea. Jadilah kamus itu dijadiin bahan buat nabok Jungwon. Emang kadar kewarasan Jungwon minus dari minus. Artinya, tidak ada kewarasan dalam diri Jungwon. Kalau ada pun, hanya sepersekian persen.
"Dijual di toko buku. Lo doang yang belum beli, Zoa."
"Miskin, ah."
"Ni-ki bangsul! Begitu selesai piket hari ini, gue mau langsung beli gantungan maskotnya di toko buku!"
"Asal jangan kehabisan aja."
"Jahat lo."
Mari kita lihat sisi Ni-ki ketika pulang sekolah
"Beli penghapus dulu ah." Ni-ki menghampiri satu toko buku kecil yang tersedia di pinggir jalan.
Tanpa disengaja, Ni-ki ngeliat gantungan maskot yang dimaksud sama ketiga sahabat perempuannya itu.
"Aih, gantungannya lucu banget. Cuma dua puluh lima ribu, beli jangan?"
"Beli aja lah. Eh, lihat! Notes ini juga lucu!"
Tanpa babibu, Ni-ki langsung ngambil gantungan yang tadi sempet ditaruh cewek itu.
"Yah, keburu diambil sama cowok itu."
Seketika Ni-ki kayak dikagetin sama hantu, jumpscared ceritanya.
"Mau langsung dipakai?"
Niki gelagapan, "Anu, bukan buat saya. Dibungkus aja. Gue beli karena terpaksa." Gumamnya pada kalimat terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere atau Bucin
Fiksi PenggemarNI-KI | ZOA Jangan pernah nanya Ni-ki "Lo tsundere atau bucin?" Karena Ni-ki jawabnya "Nggak dua-duanya."