"Nih, buat tuker kado. Mau nggak?"
"Tergantung itu isinya apaan."
"Emang lo maunya apa?"
Zoa mikir sebentar sebelum nyaut, "Kalau isinya photocard Ni-ki Enhypen, gue mau. Kalau isinya bom atau tainya Bisco, gue nggak mau."
"Ni-ki Enhypen kan sama aja kayak gue, Mirip juga. Eh, asal lo tahu, tainya Bisco tuh berharga tahu."
Zoa berjalan ninggalin Niki di dapur, "Biasanya berharga mah buat keluarga, lah dia berharganya buat benda terlarang."
"HEH ZOA, INI DIMANA?!"
"LO LURUS AJA SAT, GUE DISITU."
Salahin, rumah Zoa yang emang luas banget. Butuh peta buat memahami letak-letaknya, untungnya sih nggak pake lift, cuma eskalator aja. Canda Zoa.
"Itu bibirnya ya."
"Lah bibir-bibir gue, kok lo yang nyolot."
Setelahnya Ni-ki dan Zoa duduk anteng nontonin kartun di televisi. Sampai akhirnya Ni-ki naruh kado di paha Zoa. "Gue nggak peduli mau lo ambil apa nggak."
Kan, Zoa berasa bersalah. Padahal mah cara ngomong Ni-ki emang kayak gitu, nyolot, datar, flat pula.
"Makasih, Nik. Gue juga punya. Buat lo."
Ni-ki langsung senyum semerbak bunga bangkai.g "Makasih, Zoa. Tumben baik."
Mereka sama-sama ngebuka kado itu barengan.
Wajah mereka memerah-
-dan saling lihat satu sama lain.
"Nik..."
"Zoa..."
Hening.
"INI KENAPA BONEKANYA COUPLE?!"
Hari Natal dipenuhi sama kehebohan dua insan manusia itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere atau Bucin
Fiksi PenggemarNI-KI | ZOA Jangan pernah nanya Ni-ki "Lo tsundere atau bucin?" Karena Ni-ki jawabnya "Nggak dua-duanya."