Eeheeee up tiap hari nih, ramein donggg hwaaaaaa
Gwehj begadang demi nulis nih cerita yhh anjay.
Sebelum lanjut ke ceritanya vote dulu dong, kalo ga gwehj maksa, ini pemaksaan.
Jawab dulu kalian baca ini jam brapa hayooo
Happy reading sayang ku cintaku dunia ku matahari ku
.
.
.
⋆ ˚。⋆୨ ʚɞ ୧⋆ ˚。⋆
Gadis cantik itu kini menyusuri sebuah jalan yang teramat sepi. Ini hari sabtu sekitar jam sepuluh pagi menjelang siang tapi awan hitam nampak menyelimuti langit Ibu Kota. Seperti hal nya dengan mendung, perasaanya kini juga tengah di landa sedih.Nayesha berhenti di suatu tempat, gadis itu bersimpuh, dari helaan napas nya yang gusar seolah mengisyaratkan kata bahwa ia lelah. Perempuan tersebut menatap sendu kearah dua gundukan tanah. Makam orang tua nya.
"Maaf ya, Ma, Pa. Nay baru sempet kesini lagi," ucap nya sambil tersenyum getir.
Ia merunduk berusaha menutupi kesedihan nya. Air mata gadis itu lolos mengalir begitu saja tanpa meminta izin dari sang pemilik. Nayesha terisak, rasanya ia sulit untuk mengikhlas kan kepergian orang tua nya.
"Nay boleh ngeluh gak, Ma, Pa? Nay capek, capek banget. Nay mikir sekarang hidup kaya gak ada artinya," gadis itu mengelus dua gundukan tanah tersebut.
Nayesha menyeka air matanya berulang kali, seperti tak ada gunanya karena air mata itu enggan untuk berhenti. Setelah itu gadis tersebut mulai menaburkan bunga ke makam kedua orang tua nya.
Larisa dan Hendrik adalah kedua orang tua Nayesha. Mereka mengalami kecelakaan tunggal akibat berusaha menghindar dari kendaraan lain. Saat itu mereka baru saja dua hari pindah ke Ibu Kota, pada pukul dua dini hari kala mereka tengah pulang dari acara pertemuan dengan klien mobil mereka menabrak pembatas jalan dan dikabarkan orang tua Nayesha meninggal di tempat kejadian.
Maka dari itu Nayesha memilih untuk mengambil kerja part time nya, bukan karena ingin membiayai hidup saja, walaupun aset keluarga Nayesha lumayan banyak, tapi itu untuk kepentingan darurat. Nayesha mengambil pekerjaan juga untuk mengisi kesunyian dan kepedihan nya.
Nayesha menatap nanar nisan Larisa, "Nay kangen sama Mama, kangen masakan Mama juga, kangen dibangunin Mama."
Isakan gadis itu semakin terdengar jelas dan kencang, seperti nya perempuan tersebut sudah tak kuasa untuk membendung kesedihan nya.
Tiba-tiba saja seseorang mengelus pundak Nayesha yang bergetar, membuat gadis itu sedikit terkejut dan menoleh kearah pelaku. Wanita setengah baya yang tadi mengelus pundak Nayesha kini tersenyum.
Gadis itu tak kenal ia siapa, lantas mengapa menghampiri dirinya? Atau karena merasa kasihan akibat Nayesha larut dalam kesedihan?
"Nayesha ya?" tanya wanita setengah baya itu.
Nayesha mengangguk ragu, "i-iya, maaf tante siapa ya?"
Wanita setengah baya itu tersenyum sembari mengulurkan tangan nya, "saya Sandrina. Sahabat Mama kamu, Larisa."
Gadis lugu itu membalas senyuman hangat Sandrina lalu berbalik menyalaminya.
"Maaf ya, sayang. tante baru sempat mengunjungi makam orang tua kamu sekarang," Sandrina mengelus rambut Nayesha lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELIX; king of HADES
Teen FictionKelix Elkairo Marverick, laki-laki jelmaan dewa hades di mitologi yunani atau lebih dikenal dewa alam bawah yang berhubungan dengan kematian. Sama seperti Hades, siapa pun yang berani berhadapan dengan seorang Kelix itu berarti orang tersebut siap m...