47. KELIX: CHAPTER 47

22.5K 1.6K 104
                                    

ANYEONGGG!!!!

WOIT PLIS KALIAN KALO BACA INI TUH BENERAN DI BACA ATO CUMA SCROLL AJA SIH??

Butuh saran nih buat cast nya Arzhen, komen yaw!

Kalian baca ini jam berapa? Terus sambil ngapain?

SEBELUM LANJUT KE CERITANTA JANGAN LUPA VOTE WOI!!

Xixixixi love u olll😍❤

Happy reading❤

.

.

.

˚ ༘♡ ⋆。˚ ❀

Didalam ruangan temaram berbau apek yang sangat mengganggu hidung itu seorang lelaki pemilik mata tajam tengah berdiri sembari tersenyum miring. Hanya ada satu lampu kuning menjadi penerangnya, dengan gagah nya lelaki itu melipat kan tangan nya di depan dada. Suara isakan tangis adalah lagu favorite bagi Kelix, semakin berteriak, menjerit, dan ketakutan, semakin gencar juga Kelix menyiksa.

Lelaki itu mengambil tongkat baseball yang sudah dilumuri oleh darah. Bibir tipis nya tersenyum miring, betapa bahagianya dia malam ini melihat korban nya yang terkapar lemah. Ah! Rasanya sensasi menyiksa seperti ini sudah lama tak ia rasakan. Kelix menghembuska asap rokok nya pada permukaan udara lalu kembali menyelipkan sebatang rokok di bibir tipis nya.

"A-ampun! Ampun!"

Mendengar lirihan itu Kelix terkekeh, "again! C'mon again!"

Isakan tangis semakin jelas di telinga Kelix, seakan lelaki itu ingin menari-nari diiringi lantunan musik favorite nya. Kelix membuang putung rokok nya sembarang arah lalu mencengkram leher mangsa nya yang sudah tak berdaya. Ruangan temaram itu mungkin menjadi saksi bisu kekejaman penyiksaan yang Kelix lakukan.

"See? Gue gak pernah ingkar sama omongan gue sendiri," lelaki itu menarik leher mangsa nya sampai mendongak.

"Lo yang udah berani macem-macem sama gue, lo juga yang harus tanggung akibat nya,"

Brak!

Kelix membenturkan kepala mangsa nya pada permukaan dinding dengan keras. Tak ada perlawan sama sekali dari mangsa nya, yang ia lakukan hanya bisa pasrah. Kelix tak hanya menyiksa fisik nya namun juga batin mereka.

Rosa bersama ibu nya keadaan mereka begitu kacau, luka di sekujur tubuh nya karena Kelix dengan tega memukul mereka dengan tongkat baseball. Darah mengalir tak hanya di pipi saja namun juga di sudut bibir mereka. Kurang dari dua puluh empat jam Kelix berhasil meringkut mereka berdua yang hendak kabur dari Indonesia.

Heru jelas tak tahu perihal ini, karena Kelix pintar bermain sembunyi-sembunyi. Lelaki itu menyuruh orang suruhan nya untuk melacak Rosa dan Ibu nya yang ternyata berada di bandara, dengan cepat mereka menangkap paksa kedua perempuan tersebut.

"Ini buat balasan karena lo udah berani nyakitin Nayesha dulu, dan ngebuat hubungan gue sama Nayesha hampir hancur," bisik Kelix kembali mencengkram kuat pipi Rosa hingga membiru.

Lelaki itu beralih menarik rambut Ibu Rosa hingga mendongak, ada rasa sakit, sedih, kecewa, dan trauma kala Kelix bertatapan dengan Ibu Rosa, semua perasaan yang menyakit kan bercampur menjadi satu. Mata elang nya menusuk tajam seakan siap menghilangkan nyawa perempuan itu sekarang juga.

KELIX; king of HADESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang