ANYEONG!
Selamat datang di ceritaku! Huhu gak nyangka sih sejauh ini ternyata lumayan juga yang baca ceritaku.
Semoga bisa tembus 1 juta ehe aamiin, agak
diluar bmkg sih, tpi siapa tau bisa😭Dukung ceritaku melalui share ke sosmed yaw kalo berkenan xixixi!
Sebelum lanjut jangan lupa buat vote dulu ya!
Happy reading all❤
.
.
.
⋆ ˚。⋆୨୧˚
Sepanjang perjalanan menuju sekolah. Keheningan menghampiri mereka. Sesekali Nayesha melirik Kelix yang tengah fokus mengendarai mobil nya. Setelah kejadian semalam, lelaki itu seolah bersikap tidak terjadi apa-apa padahal semalaman penuh Nayesha terus terngiang akan ucapan yang lelaki itu lontarkan.
Nayesha mengalihkan pandangan nya menatap jalanan. Dirinya sama sekali tak berniat untuk membuka percakapan. Percuma juga berbicara dengan seseorang yang enggan menggunakan mulutnya.
Mobil hitam itu memasuki pekarangan SMA BASKARA. Setelah memarikirkan mobil nya Kelix turun terlebih dahulu, hendak disusul oleh Nayesha namun lelaki itu malah lebih dulu membukakan pintu untuk dirinya.
Nayesha menjadi kikuk tapi berusaha untuk bersikap biasa aja. Gadis itu berjalan beriringan di sebelah Kelix, entah mengapa lelaki dengan tatto di lengan nya itu enggan untuk berjalan duluan.
"Gue anter," cakap Kelix dengan pandangan masih menatap lurus ke arah depan.
Nayesha berhenti sejenak, kemudian gadis itu melontarkan kalimat, "gak usah. Aku mau ke perpus dulu ambil buku paket."
"Lo selalu lupa kalo gue gak nerima penolakan," Kelix berkata dingin.
Nayesha hanya bisa patuh. Lagi pula mau sekeras apapun usahanya untuk menolak Kelix itu akan menjadi sia-sia.
Mereka masuk dalam ruangan perpustakaan. Nayesha berjalan menuju tumpukan buku yang sudah disiapkan. Saat hendak mengambil tumpukan buku itu, lagi-lagi Kelix lebih dulu mengambil nya.
"Biar aku aja yang bawa," cetus Nayesha dan langsung mendapat tatapan tajam dari Kelix.
Alhasil Nayesha membiarkan Kelix untuk membawa tumpukan buku tersebut. Mereka kembali berjalan beriringan di kooridor. Jelas tingkah mereka langsung mendapat banyak tatapan, entah itu tatapan pujian atau sinis.
Jujur saja Nayesha belum terbiasa dengan semua itu, berbeda dengan Kelix. Hal seperti itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Kelix maupun anggota Hades lainnya.
Kelix benar mengantar Nayesha serta buku itu sampai ke kelas. Banyak pasang mata yang melihat ke akraban mereka berdua namun tak ada yang berani mengutarakannya saja, dari pada harus berhadapan dengan malaikat pencabut nyawa.
Lelaki itu meletakkan tumpukan buku tersebut di atas meja guru. Kemudian berjalan mendekati bangku Nayesha.
"Gue ke kelas dulu, kalo butuh apa-apa bilang sama gue," pamit Kelix kemudian lelaki itu beranjak keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELIX; king of HADES
Novela JuvenilKelix Elkairo Marverick, laki-laki jelmaan dewa hades di mitologi yunani atau lebih dikenal dewa alam bawah yang berhubungan dengan kematian. Sama seperti Hades, siapa pun yang berani berhadapan dengan seorang Kelix itu berarti orang tersebut siap m...