Chapter 15

59.7K 326 3
                                    

"Aahhh... Mashh..." kepala Naura mendongak menatap langit langit. Nafas Naura memburu ketika jari tangan Reno mengocok lubang kemaluan Naura dengan sangat cepat.

"Mashh...!!" Reno menahan tubuh Naura yang sudah mulai lemas, Reno menambah satu jari sehingga sekarang lubang vagina kecil Naura melahap tiga jari Reno yang besar.

"Ahhh... ahh... Mashhh..." Naura menjambak rambutnya sendiri, tubuh Naura kelojotan menerima kenikmatan di pagi hari ini.

"Mashh... ouhhh..." Reno semakin kencang membuat Naura mencapai klimaks hanya dengan jari tangan Reno.

Crot crot

Tangan kiri Reno menyangga tubuh Naura yang lemas, Reno mengeluarkan jarinya hingga meleleh lah cairan Naura.

Naura menikmati sensasi klimaks pagi ini, Naura menjilat bibirnya ketika melihat Reno menjilati cairan Naura yang berada di jarinya.

"Cups.. slurrppss..."

Naura semakin menggeliat saat Reno menjilati kemaluannya dengan sangat rakus, Reno menjilati semua cairan cinta Naura.

Naura merengkuh wajah Reno dengan lembut, jari Naura mengelus bibir Reno yang terlihat sangat menggoda.

"Kamu pasti lapar, Mas pesan makanan dulu." Reno meninggalkan Naura yang masih menikmati sisa sisa orgasme nya.

Reno menelpon seseorang untuk memesan makanan, saat Reno berbalik ia melihat Naura membuka kancing kemejanya hingga terlihat dua gundukan daging yang terlihat bulat dan kenyal.

"Ya saya pesan itu." Reno mematikan telponnya dengan cepat lalu ia kembali menghampiri Naura.

Naura membaringkan tubuhnya di atas meja dengan kaki di tekuk terbuka lebar, tangan Naura meremas remas dadanya sendiri untuk menggoda Reno.

"Kau lelah sayang, harus makan dulu." Reno mengelus wajah Naura yang terlihat menggoda.

"Aku udah keluar masa Mas enggak sih, ayok. Naura mau makan kalau Mas juga keluar."

Reno yang sudah terangsang tidak bisa menolak, ia menarik kaki Naura hingga berada di ujung meja. Reno mengeluarkan kejantanannya yang sudah tegang siap menggempur lubang vagina kecil Naura yang sekarang sedikit lecet.

"Masukkan Mas" Naura sedikit frustasi ketika Reno menggesek gesekkan kejantanannya di lubang senggama Naura yang sudah gatal menunggunya.

"Akhh... Massshh" Naura meremas payudaranya sendiri dengan sangat kasar menikmati kejantanan Reno yang besar itu masuk sepenuhnya ke dalam lubang cinta Naura yang kecil bahkan sekarang sedang terluka membuat Naura merasakan perih di awal.

"Mashh ahh... perih..." Naura merintih sakit ketika Reno mulai mengeluar masukkan rudalnya yang besar itu.

"Sakit?" Reno berhenti ia terlihat khawatir melihat Naura merintih sakit.

"Perih Mas." Naura mendudukan tubuhnya dibantu Reno. Naura melihat kemaluanya yang dijejal penuh oleh milik Reno yang memiliki ukuran besar.

"Engghh pelan pelan saja dulu Mas." Naura mengigit bibirnya menahan rintihan yang akan keluar.

"Udah jangan sayang, jangan terlalu memaksakan diri." Reno mencoba melepaskan diri tapi Naura malah menahannya.

"Pelan pelan dulu Mas." Naura mulai bergoyang dengan perlahan.

"Udah sayang jangan dipaksakan." Ucap Reno sambil mendekap tubuh Naura.

"Tapi... Mas belum keluar." Naura menyandarkan kepalanya di tubuh Reno.

"Gak papa sayang, kamu masih sakit nanti kita obati yah." Naura mengangguk. Reno menggendong tubuh Naura seperti koala. 

***

Makanan sudah datang Reno menyuapi Naura yang sangat kelaparan, Naura duduk dipangkuan Reno seperti bayi.

"Nanti Mas antar kamu pulang."

Reno tidak mungkin membiarkan Naura tetap di apartemen nya karena Roy pasti akan berbuat yang lebih parah lagi kalau tahu Naura bersama Reno.

"Hmm gak mau" Naura menggelengkan kepalanya menolak untuk diantar pulang.

"Harus pulang dulu nanti kita bisa ketemu lagi." Tangan Reno mengelus wajah Naura dengan mulut yang berisi penuh makanan.

"Tapi Mas gak boleh sombong yah, Mas suka jutek gitu kalau ketemu Naura."

Sebenarnya baru baru ini Naura dan Reno bisa dekat meskipun mereka sudah bertahun tahun sudah saling mengenal.

"Iya. Ayok habiskan nanti kita langsung pulang."

Naura begitu malas karena ia masih ingin berada di dekat Reno, Naura merasa nyaman dan aman jika ia bersama Reno berbeda jika bersama Roy, Naura selalu was was karena takut Roy melakukan hal yang tidak tidak.

***

"Sana masuk."

Reno sekarang sudah berada di depan rumah Naura, Reno menyuruh Naura masuk tapi Naura hanya diam saja seperti enggan pulang.

"Mas Reno nanti main yah?" Naura menatap wajah Reno lalu tangan nya mengelus wajah Reno.

Cup

"Naura pulang."

Setelah mencium bibir Reno dengan cepat Naura keluar dari mobil, ia berlari masuk kedalam rumahnya.

Reno hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah Naura yang seperti anak kecil.

***

"Shhh mmhh... aku lagi gak mau yang..." desah Naura yang menolak Roy.

Roy meremas kedua payudara Naura dengan sangat kencang. Naura hanya memakai celana dalam dengan bersandar di tubuh Roy, Naura menolak Roy sehingga sekarang Roy berusaha merangsang Naura dengan meremas dadanya sangat kasar.

"Ahhh... gak mau!!" Naura mencoba bangkit ia menjauh dari Roy yang terlihat marah karena Naura menolaknya.

"Kenapa gak mau hmm? Layani aku sayang, aku sangat merindukanmu." Roy bangkit lalu ia mendekati Naura. 

"Aku lagi gak mau." Naura merasa sudah tidak ingin bercinta dengan Roy, Naura rasanya ingin kembali bercinta dengan Reno.

"Aku gak suka yah kamu kayak gini." Roy berjalan ke arah meja ia mencari cari sesuatu. Setelah menemukan apa yang ia cari, Roy kembali mendekati Naura.

"Kamu akan terus memintanya." Roy mengulaskan krim perangsang ke puting Naura, ia juga mengulaskannya ke selangkangan Naura bahkan ia memasukkannya ke dalam.

Naura masih biasa saja hingga beberapa menit kemudian ia terlihat mulai gelisah.

"Mmhh... mmhhh..." Naura meremas kedua dadanya, Naura melepaskan celana dalamnya hingga ia sekarang polos.

Naura naik ke kasur ia terlihat kepanasan, Naura mengocok vaginanya dengan dua hari tangannya.

"Ahhh... mmhh... ahhh gatal ahhh..." Naura mengocoknya dengan cepat dengan satu tangan lagi meremas remas dadanya dengan sangat kencang.

Roy tersenyum melihat Naura saat ini, ia merekam Naura yang mulai terpengaruh krim perangsang yang ia oleskan di bagian sensitif tubuh Naura.

"Ayang gatal hikss... mmhhh gatal..."

To Be Continued...




























NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang