Chapter 28

31.3K 156 0
                                    

"Apa kamu gila, Naura?!" Roy masih syok melihat keadaan  Naura, dengan tubuh yang masih lemas Roy langsung menggendong tubuh Naura yang tak sadarkan diri.

Air mata tak bisa Roy tahan lagi ketika perbuatannya ternyata menghancurkan Naura hingga ia nekat bunuh diri seperti ini.

"Tenanglah Naura, aku akan bawa kamu secepatnya." Roy masih syok, gugup, dan takut ketika melihat keadaan Naura saat ini.

Roy langsung membawa Naura ke rumah sakit terdekat untuk di tangani tapi sayang jalanan macet padahal Roy sebentar lagi akan sampai.

"Bertahanlah Naura." Roy menoleh ke belakang melihat keadaan Naura, Roy tidak sabar dan takut Naura kenapa napa apalagi jalanan sangat macet parah.

Roy keluar ia melihat macet sangatlah panjang mungkin ia bisa berjam jam di sini jika harus menunggu, Roy dengan terpaksa harus membawa Naura secepatnya.

Roy menggendong tubuh Naura yang sudah tak sadarkan diri, tangan Naura sudah Roy ikat agar tidak mengeluarkan banyak darah.

Roy berlari dengan secepat yang ia mampu, tangis tidak bisa tertahankan. Roy merasa bersalah dan merasa sakit melihat Naura seperti itu.

***

"Suster! Dokter!" Roy berteriak dengan kencang dengan tubuh yang terengah engah.

Para suster membawa brankar membawa tubuh Naura ke ruangan. Roy melihat Naura dari luar ruangan, tubuh Roy luruh ke lantai. Roy masih tidak menyangka perbuatannya membuat Naura melakukan semua ini.

Roy ingin menghubungi Reno tapi Roy lupa tidak membawa ponsel yang tertinggal di kamar Naura. Roy tahu pasti Reno meninggalkan Naura karena Roy tahu sikap Reno.

Sedari dulu Reno sangatlah tidak suka jika orang yang ia cinta dekat dengan laki laki lain apalagi sampai bercinta tapi Roy tidak menyangka Naura akan melakukan hal seperti ini saat Reno meninggalkannya.

***

Hari sudah pagi, Roy berdiri di ambang pintu memperhatikan keadaan Naura yang untungnya masih bisa diselamatkan. Naura hanya diam dengan air mata yang terus saja mengalir.

Hancur, Roy telah hancur ketika melihat Naura hancur. Roy tidak mengerti dengan perasaanya sendiri yang tidak seperti biasanya.

Roy menyeka air matanya ia memilih untuk pergi sebentar membiarkan Naura bisa menenangkan dirinya. Roy memilih untuk pulang ke rumah Naura dan membawa barang barang yang diperlukan.

"Hiks... hiks..."

Roy menangis, ia kalah. Roy tidak tahan lagi di saat hatinya tumbuh benih benih cinta yang tak sadar ia tanam sendiri sekarang mulai berkembang dengan indahnya tapi yang ia cintai adalah wanita yang ia rusak selama ini bahkan wanita itu sudah mencintai laki laki lain.

***

Roy membawa barang barang yang ia bawa ke ruangan Naura, Roy melihat makanan masih utuh dengan keadaan Naura yang acak acakan sepertinya Naura menolak untuk makan.

"Kenapa belum dimakan?" tanya Roy dengan lembut.

Jangankan mendapatkan jawaban, Naura bahkan seperti enggan melihat wajah Roy. Naura marah, ia kesal, Naura ingin mati ketika kebahagian ada di depan matanya lalu tiba tiba itu semuanya hancur karena Roy.

Naura memalingkan wajahnya, dadanya selalu sesak jika membayangkan kejadian semalam dan ketika ia melihat wajah Roy membuat Naura merasa marah ingin mencabik cabik wajah Roy.

"Makan dulu," ucap Roy. Tidak ada jawaban lagi membuat Roy menghela nafas berusaha untuk sabar.

"Ayok makan dulu..." Roy kembali membujuk Naura untuk makan.

Naura menoleh dengan tatapan mata yang tajam, tatapan mata Naura membuat Roy diam lalu...

Yang mau baca kelanjutan Naura bisa baca di Karyakarsa, link ada di bio akun wp aku...

NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang