Chapter 17

49.6K 353 0
                                    

"Ahhh... ahhh... Mashh, ouhh Mashh..." Naura begitu menikmati sodokan Reno yang membuat Naura merasa nikmat apalagi Naura sekarang sudah dikuasai oleh obat perangsang.

Reno tidak bisa menghentikan terjadinya percintaan malam ini setelah Reno tahu kalau Naura sudah dikuasai oleh krim perangsang yang Roy letakkan di meja. Roy memakaikan nya sangat banyak membuat Naura gelisah dan kepanasan dengan rasa gatal yang tidak bisa berhenti.

Tangan Naura meremas remas rambut Reno yang sedang menyusu di payudara Naura yang sudah dioleskan krim perangsang.

"Ahhh terus Mas sayanghhh, mmhh enakhh"

Reno mengerti kalau Naura sudah dikuasai oleh nafsunya, Reno terus menggempur tubuh Naura tanpa henti.

Bruk

Reno membalik tubuh Naura telungkup, ia membantu memposisikan tubuh Naura agar menungging. 

"Ahh... masukkan mashh" tangan Naura tidak bisa diam, ia mencoba menggapai kejantanan Reno.

"Diam sayang, biar Mas."

Naura mengangguk patuh setelah itu tubuh Naura kembali Reno gempur. Reno sedikit meringgis melihat kemaluan Naura yang lecet. Besok pasti Naura akan merasa sakit meskipun saat ini ia tidak merasakannya.

"Ahhh fasterrr.. " Naura sudah tidak tahan lagi, ia ikut menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama goyangan Reno.

"Mashh ahh pengen keluar...!!" Naura bergoyang tak beraturan.

"Ayo kita sama sama sayang." Reno memegang pinggul Naura agar ia bisa lebih kencang menyetubuhinya.

"Aahhh... ayang enakhh..." tubuh Naura ambruk setelah berjam jam digempur oleh Reno.

"Udah sayang tidurlah." Reno membersihlan lubang senggama Naura yang sangat becek. Reno melirik jarum yang jam yang menunjukkan pukul dua malam.

"Tidurlah" Reno menyelimuti tubuh polos Naura, Reno mendekapnya dengan erat.

***

"Shhh sakit Mas, pelan pelan aja"

Naura membuka lebar lebar selangkangannya membiarkan Reno mengobati kemaluannya yang lecet. Tangan Reno dengan perlahan lahan memakaikan obat krim yang diberikan dokter pribadinya untuk mengobati Naura.

"Aahhh pelan pelan Mas, perih tahu." Naura tidak berhenti merengek seperti anak kecil.

"Mas juga pelan pelan sayang." Reno berusaha tetap tenang di saat ia tengah berusaha keras mengendalikan dirinya sendiri. Reno sudah tegang sedari awal saat ia memakaikan krim tersebut, Reno berusaha menahan diri karena tidak mungkin ia menyerang Naura yang sedang kesakitan.

"Udah selesai." Reno membantu Naura memakaikan celana dalam yang diikat di sisi kana dan kiri.

"Makasih Mas." Naura memeluk tubuh Reno dengan manja.

"Ya udah, Mas pulang dulu yah." Reno mengelus kepala Naura dengan lembut tapi Naura malah mencebikan mulutnya.

"Gak boleh, Mas gak boleh pulang." Tangan Naura menggenggam erat tangan Reno yang akan pergi.

"Jangan pulang Mas." Naura bangkit ia memeluk tubuh Reno.

"Mas harus berangkat kerja sayang. Bukannya ada nenek di rumah tapi Mas tidak pernah melihat siapa siapa?" Reno membalas pelukan Naura dengan sama eratnya.

"Nenek udah gak ada, nenek di bawa anaknya. Aku sendiri!" Naura menarik tangan Reno lalu Naura mendorong tubuh Reno ke ranjang agar diam.

Reno mengalah ia tidak bisa meninggalkan Naura saat ini, pandangan Reno tertuju pada foto foto yang dipajang di dinding. Terdapat banyak sekali foto Roy dan Naura yang terlihat sangat mesra, Reno hanya tersenyum miris melihatnya.

Naura tidak tahu kalau Reno sedang memperhatikan foto foto dirinya dan Roy, Naura dengan manja memeluk tubuh Reno.

"Putuskan Roy, Naura." Ucap Reno dengan tatapan mata yang dalam.

To Be Continued...

NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang