Chapter 29

28.9K 139 0
                                    

Empat hari sudah Naura dirawat di rumah sakit dengan keadaan semakin memburuk, bukan hanya keadaan tubuhnya tapi keadaan mentalnya juga ikut terganggu.

"Gak mau...!!" Naura melemparkan piring yang dipegang oleh salah satu suster, Naura sangat sulit untuk makan. Yang Naura lakukan hanya bertanya mengenai Reno dan Reno tidak ada lagi selain itu.

Roy mengawasi Naura dari jauh, lalu Roy kembali mengecek ponselnya. Roy sudah tahu mengenai keberadaan Reno yang ternyata dia sedang ada pekerjaan penting di luar negeri. Roy berharap Reno akan pulang dengan cepat.

***

Roy menghampiri Naura yang tertidur dengan sangat lelap karena bantuan obat, Naura bisa menangis seharian jika ia tidak diberi obat.

"Dia akan segera datang, cepatlah sembuh." Roy menatap wajah Naura yang pucat dengan mata panda yang begitu kentara.

***

Pagi pagi Naura sudah marah marah karena Reno tidak menjemputnya, Naura menangis terkadang ia marah marah.

Naura akan menangis jika mengingat wajah kekecewaan Reno apalagi perkataan Reno dan Naura akan marah marah jika Reno tak kunjung datang.

Setelah lelah Naura terdiam dengan kepala menunduk, rambut yang tak terawat terlihat kusut dan kusam.

Seorang pria berdiri di ambang pintu memandang Naura dengan dalam, pandangan yang tidak bisa terbaca.

Satu langkah demi langkah membawanya mendekati Naura yang terdiam menunduk dengan isak tangis dan rambut yang kusut.

Semakin dekat terus semakin dekat membuatnya menghentikan langkahnya tepat di samping tubuh Naura.

Naura terdiam membeku ketika hidungnya tiba tiba saja mencium aroma tubuh Reno, dengan cepat Naura mendongak. Matanya membulat berkaca kaca dengan bibirnya yang tersenyum.

"Mas Reno?!" Wajah pucat Naura berseri seri karena melihat laki laki yang ia cintai sekarang berada di dekatnya.

Brukk

Naura menubrukkan tubuhnya dalam pelukan Reno, tangan Naura mencengkeram memeluk tubuh Reno dengan erat.

"Maafkan Naura, Mas.... hikss... Naura salah tapi Naura mohon jangan tinggalkan Naura lagi..." Naura semakin erat memeluk tubuh Reno, Naura menyusupkan wajahnya di ceruk leher Reno yang tercium aroma parfum yang selalu mampu membuat Naura merasa nyaman.

"Jangan tinggalkan Naura hikss... Jangan Mas jangan..." Naura menangis dengan tubuh yang terus memeluk Reno dengan erat hingga tubuh keduanya menempel sangat rapat.

Reno terdiam tanpa ekspresi. Dia masih tidak bisa melupakan kejadian malam itu tapi keadaan Naura sangat buruk itu yang dikatakan oleh Roy membuat Reno harus tetap berada di sisi Naura.

"Belum makan?" Reno melihat makanan yang berada di meja masih utuh.

Naura hanya menggeleng tanpa melepaskan pelukannya, Naura tidak akan melepaskannya karena Naura tidak mau Reno pergi meninggalkannya lagi.

"Makan dulu, yah?" Reno mengelus kepala Naura dengan lembut membuat Naura tersenyum dan bahagia.

"Itu gak enak, Mas."

"Mau makanan luar? Nanti Mas beliin." Ucap Reno lembut. Naura yang awalnya ingin mengangguk tapi tiba tiba saja pikirannya mengingat malam itu di saat Reno meninggalkannya.

"Gak mau!! Aku gak mau hiksss... Gak mauuu!!" Naura menangis histeris, tangannya semakin erat memeluk tubuh Reno.

"Ya udah tenang... tenang ok, sekarang kita makan makanan yang ada aja." Mendengar itu Naura mengangguk setidaknya Reno tidak akan pergi.

Yang mau baca kelanjutan Naura bisa baca di Karyakarsa, link ada di bio akun wp aku...

NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang