24. Pertemuan pertama Yuki dan Alkan

882 77 5
                                    

Tampak seorang pria yang sedang berendam di dalam bath up. Matanya terpejam menikmati kenyamanan yang sedang dia rasakan. Perlahan matanya terbuka menatap sebuah foto yang sedang berada di tangannya.

Senyuman terlihat di sudut bibirnya. Di foto itu terlihat dirinya sedang bersama miliknya. Tangannya mengusap wajah dari sosok itu. Dia jadi merindukan miliknya. Sayang sekali saat ini mereka sedang berpisah. Tapi tidak apa, karena dunia selalu berpihak padanya.

Matanya kini melirik pada satu foto lagi di samping bath up nya. Sudut bibirnya lebih terangkat untuk membentuk sebuah senyuman. Foto sebelumnya dia simpan, lalu beralih pada foto yang menarik perhatiannya. Fokusnya terletak pada mata di fotonya. Bukankah dia bilang bahwa dunia selalu berpihak padanya? Dan ini adalah salah satu buktinya.

"Cantik," lirihnya tersenyum terpesona pada sosok di foto yang sedang dia pegang.

"Matamu sangat indah sayang. Sungguh aku sangat memuja tatapan mu," suaranya terdengar beda, matanya menatap penuh obsesi pada fotonya.

Alkan, pria itu masih dengan betah berendam dalam bathtub nya. Suasana saat ini sangat Alkan rindukan. Dimana dia bisa dengan bebas menikmati waktu sendirinya, ditemani dua pasang tatapan mata yang selalu dia bawa dalam bentuk foto.

Kembali dia pandang foto itu. Lalu matanya menatap pada tulisan dibawahnya.

~Yuki ❤️ Alkan

Senyumnya kembali terbit dari sudut bibirnya. Mengapa Yukinya ini sangat menggemaskan. Untuk sekejap Alkan benar-benar merasa Yukinya adalah kontrol dalam hidupnya. Apa dia perlu mempertahankan ini semua sampai akhir?

Pers*tan dengan itu semua. Yang paling penting saat ini adalah, dia sudah berhasil menemukan pemilik tatapan yang selalu dia puja. Tak peduli tentang apapun, dia pasti dengan mudah menghadapinya.

Bicara tentang Yukinya, dia jadi kembali membayangkan bagaimana awal pertemuannya dengan gadisnya. Bagaimana pertama kali dia jatuh pada tatapan itu.

•••FLASHBACK ON•••

Saat itu hari pertama tahun pembelajaran baru. Para siswa-siswi beramai-ramai memasuki kawasan AIS (Anderson International School) sekolah swasta bergengsi, yang mendapat peringkat nomor satu sebagai sekolah terbaik di Indonesia.

Bisa terlihat senyum bangga dari wajah mereka. Bagaimana tidak? Saat ini mereka sudah berhasil memasuki sekolah terbaik di Indonesia, bukan hanya itu tapi juga sekolah terbaik di ASEAN. Untuk lolos dari pendaftarannya saja memperlukan tes yang sangat sulit, jelas saja mereka bangga atas pencapaian dari kerja keras mereka.

Di tengah banyaknya siswa-siswi yang berhamburan, terdapat seorang gadis berkepang dua sedang berlari menuju salah satu kumpulan pria yang memakai seragam berbeda diantara lainnya, merekalah pengurus MOS tahun ini.

"Kak Chris!" teriak gadis itu memanggil salah seorang diantara perkumpulan itu.

Pria yang dipanggil Chris itu cukup terkejut. Dia langsung membalik badannya, untuk melihat asal suara itu. Senyuman langsung terbit dari sudut bibirnya ketika melihat siapa yang datang.

Chris langsung merentangkan tangannya, gadis itu langsung membalasnya dengan sebuah pelukan, "Kakak tidak menyangka bahwa kamu bisa masuk sekolah ini," katanya bangga setelah melepas pelukannya.

"Aku sudah belajar dengan sangat giat untuk tes pendaftaran." Chris membalas dengan senyuman lalu mengusap rambut adiknya dengan sayang.

Mereka berdua berbicara seolah dunia milik mereka. Kakak beradik itu terlalu bahagia atas pertemuan mereka, sampai tidak menyadari kehadiran orang yang berada di sekitarnya.

LABIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang