"Kyaaa Kak Alkan."
"Kak Alkan ganteng banget."
"Kak Alkan jadikan aku pacar mu."
"Ihh lucu banget."
Suara bersahut teriakan itu terdengar jelas menyapa pagi yang cerah itu. Tatapan memuja terus dilayangkan untuk pria yang baru turun dari mobil mewahnya itu. Pria itu membalas sahutan itu dengan senyuman.
Teriakan histeris semakin terdengar dari kumpulan para gadis itu. Mereka seakan sudah kehilangan kewarasan hanya karena senyuman seorang pria bak dewa yunani itu.
Pria itu adalah Alkanio Gonzalez Anderson, pria yang dilahirkan dari darah Italia-Indonesia. Marga yang terletak pada namanya saja sudah membuat kita tahu seberapa tinggi kedudukannya. Pria yang kerap di sapa Alkan itu adalah putra sulung dari seorang Andrew, pembisnis terkenal yang namanya sudah dikenal hampir di seluruh penjuru dunia.
Alkan bukan hanya dikenal karena putra dari seorang Andrew. Banyak dari dirinya yang bisa membuat orang memujanya, dia tampan, pintar, tinggi, baik, ramah dan jangan lupakan kekayaannya. Sedari kecil Ia memang sudah biasa mengurus bisnis ayahnya, tak heran jika dia sudah bisa mendirikan perusahaan sendiri di umur yang baru menginjak delapan belas tahun.
Tuhan seakan menciptakannya dengan kesempurnaan yang melimpah.
Pria itu masih mempertahankan senyumnya dihadapan para gadis didepannya. Bola matanya memutar mencari jalan untuk bisa lepas dari kerumunan, sebelum matanya bertemu dengan tatapan yang dia puja. Alkan tersenyum, senyum yang beda dari biasanya.
"Aaaa aku meleleh lihat senyumannya kak Alkan."
"Kak Alkan kenapa bisa ganteng banget."
"Ya ampun nikmat mana lagi yang kau dustakan, ketampanan ini sungguh menyiksaku."
Pendengarannya seolah tak berfungsi, kakinya melangkah melewati kerumunan itu. Mata itu membuatnya tersihir. Pesona yang dikeluarkan mampu membuat dirinya jatuh berkali-kali.
Jika dijelaskan apa kekurangan seorang Alkan? Maka jawabannya adalah dirinya sudah memiliki seseorang. Orang yang sangat berharga bagi dirinya lebih dari apapun, kekasihnya.
*****
Di bawah pohon rindang yang menyejukkan itu, terlihat seorang gadis tampak kesal dan terus menghentakkan kakinya. Ahhk.... ringisan itu keluar dari bibir mungil gadis itu. Kini umpatan lebih terdengar jelas saat kakinya semakin sakit.
"Dasar pohon nyebelin, kenapa bisa posisinya pindah, setahuku kemarin bukan disini," hembusan nafas gadis itu terdengar tidak berirama. Suasana hatinya sangat kesal ditambah dengan pohon yang membuat kakinya sakit.
Alkan memperhatikan gadisnya dari jauh dengan tersenyum. Kenapa dia sangat menggemaskan? Itu pikirnya saat ini. Diam-diam kakinya melangkah dengan perlahan.
"Kamu ngapain disini?"tanyanya yang dibalas decakan oleh kekasihnya itu.
"kamu kenapa?" Alkan sengaja bertanya lagi, dia hanya ingin melihat wajah cemberut dari gadisnya, menurutnya itu sangat menggemaskan.Gadis itu memilih bungkam tak menjawab pertanyaan itu. Lamunan panjang terjadi diantara mereka. Sepasang kekasih itu masih terus bungkam sambil menatap satu sama lain.
"Ih aku kesal sama kamu. Kamu ngak peka," entah mengapa gadis itu merasa kesal, mungkin dia merasa kalah dengan pria di hadapannya. Dia memilih menjatuhkan bokong nya ke arah kursi yang sudah disediakan di taman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
RomansSemua orang memuja Alkanio. Lelaki berdarah Italia-Indonesia itu, bagaikan seorang dewa yang dilahirkan kembali dalam bentuk manusia. Semua yang ada dalam pria itu sangat sempurna. Jabatannya sebagai pemegang saham terbesar di sekolah, menjadi ketua...