Al tak menjawab pertanyaan gadisnya. Bagaimana bisa ia menjelaskan caranya menjadikan Yuki miliknya. Lebih baik kekasihnya itu tahu seiring berjalan waktu. Kali ini dia hanya ingin menikmati dan menciptakan momen indah, bersama dengan kesayangannya.
"Kamu kenapa nanya gitu?"tanya Al.
Yuki menggeleng, "Aku cuman heran kenapa orang kayak aku bisa jadi pacar kamu."
Al melirik Yuki tajam, "Maksud kamu apa ngomong kayak gitu," pria itu melepaskan genggaman tangannya, fokusnya kini menunggu jawaban akan pertanyaannya.
Yuki ketakutan saat mendapati tatapan dari Al. "Maksud aku bukan begitu," gadis itu berkata dengan terbata. "Kamu itu kan tampan Al, aku yakin banyak perempuan diluar sana yang menyukai kamu. Kenapa aku yang kamu pilih dari sekian banyak perempuan."
Al langsung mengubah raut wajahnya, yang sedari tadi menatap gadisnya dengan sinis, sekarang tersenyum dengan tatapan lembut seperti biasa. "Karena kamu itu milik aku Yuki."
Gadis kelahiran Jepang ituhanya terdiam, tak menanggapi pernyataan Al. Lelaki yang menjadi pacarnya ini sedikit menakutkan. Dia bisa merubah sikapnya dengan sekejap, seolah tak pernah terjadi apa-apa.
"Kamu jangan terlalu banyak pikiran ya. Biar waktu yang akan mengembalikan ingatan kamu dengan sendirinya. Yang paling penting kamu harus ingat kalau kamu pacar aku, dan kamu milik aku," Al berbicara saat melihat kekasihnya hanya diam dengan pikirannya sendiri.
Pria berdarah Itali itu tiba-tiba merasa emosi saat mengingat wajah Bara. Sampai kapanpun dia tak akan membiarkan seorangpun merebut Yuki dari dirinya.
"Baby" Yuki menoleh kearah Al.
"Jangan pernah sekalipun kamu dekat dengan orang yang bernama Bara,"ucapnya dengan tegas, tampa memperdulikan wajah bingung sang kekasih.
*****
Sudah beberapa hari ini Yuki hanya di rumah, menemani Ilena. Tentang ingatannya belum mengalami peningkatan. Tapi itu tak masalah bagi keluarga Nakamura ataupun Alkan sendiri, karena bagi mereka yang paling penting adalah Yuki sudah berhasil mengingat mereka.
Bola mata itu menatap pada wajah yang terpampang di depan kaca. Hari ini Yuki sudah berencana akan masuk sekolah. Dia cukup takut sebenarnya, mengingat dia belum mengetahui dan mengingat teman-temannya di Sekolah.
"Kamu udah siap kan Bie?" Hari pertamanya masuk sekolah akan diantar oleh sang kekasih.
Sebenarnya Souta ataupun Marco sempat tak setuju saat Alkan ingin mengantar Yuki, tapi Ilena menengahi sampai akhirnya mereka mengalah.
"Aku pamit ya semua," izin gadis itu pada keluarganya.
Gadis berdarah Jepang itu hanya terdiam saat telah masuk mobil. Dia memikirkan bagaimana saat dia masuk ke sekolah nanti. Banyak pikiran yang terlintas di benaknya.
Alkan menatap raut wajah kekasihnya yang berkeringat. Dia ulurkan tangannya menggenggam salah satu tangan Yuki untuk menenangkan, sementara tangan dia yang lain fokus dalam stir kemudi.
"Kamu nggak usah takut. Aku akan selalu ada buat kamu." Dengan manik matanya yuki menatap Alkan. Perasaannya sedikit tenang setelah mendengar ucapan itu.
Mobil Alkan sudah terpakir di kawasan AIS (Anderson International School) terdapat banyak mobil mewah lainnya yang terparkir di kawasan itu. Pria itu keluar terlebih dahulu untuk membukakan pintu mobil untuk kekasihnya.
Murid-murid yang lain pasti sudah mengetahui seorang Alkanio Gonzales Anderson, anak dari pemilik sekolahan yang sekarang mereka tempuh pendidikannya. Yang membuat mereka terkejut adalah kehadiran Yuki. Mereka semua sudah tahu apa yang terjadi dengan gadis itu selama ini. Mulai dari berita kecelakaannya sampai kehilangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
RomanceSemua orang memuja Alkanio. Lelaki berdarah Italia-Indonesia itu, bagaikan seorang dewa yang dilahirkan kembali dalam bentuk manusia. Semua yang ada dalam pria itu sangat sempurna. Jabatannya sebagai pemegang saham terbesar di sekolah, menjadi ketua...