Yuki menjambak rambutnya pelan. Kepalanya sangat pusing. Beberapa hari belakangan ini dia tidak fokus mengikuti pembelajaran, dan beberapa kali juga dia ditegur guru karena hal ini. Kurikulum AIS itu dibuat dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi, dia fokus saja cukup sulit untuk memahaminya apalagi dalam keadaan saat ini.
Gadis berdarah Jepang itu menatap bukunya, lalu mencoret-coretnya karena tak mendapatkan jawaban yang tepat.
"Yuki aku bertemu dengan kak Alkan dulu ya. Semangat mengikuti kelas tambahan mu," Nisa melambaikan tangannya, meninggalkan gadis itu.
Dan alasan terbesar dia seperti ini karena sahabatnya sendiri. Setelah perkenalan Nisa dan kekasihnya hubungan mereka entah mengapa menjadi sangat dekat. Yuki jadi jarang berkumpul dengan mereka, meskipun beberapa kali masih bertemu dengan Alkan.
"Apa materi itu sudah dapat kamu mengerti?" Yuki terkejut mendengar suara orang yang tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Ya ampun, kamu membuat aku terkejut," gadis itu mengusap dadanya dan mengatur pernafasan.
"Kau sudah mengerti materinya?" tanyanya lagi masih dengan pertanyaan sebelumnya. Lelaki itu Daniel, dia menyadari tatapan bingung dari teman sekelasnya.
Pria berkacamata itu menghela nafasnya, "Mrs Greesy memberi tahuku tentang keadaanmu saat ini. Sebagai ketua kelas aku merasa bertanggung jawab atas masalah itu. Aku tidak mau karena kesalahan satu orang membuat peringkat kelas menurun," Daniel menjelaskan maksudnya.
Salah satu yang paling terkenal di AIS adalah persaingannya yang sangat ketat. Bukan hanya pada saat pendaftaran, bahkan disaat kalian menjadi siswa/i AIS persaingan itu akan semakin besar dan semakin sulit. Semuanya tentang bagaimana orang yang bisa bertahan atau keluar.
Salah satu sistem nya adalah membedakan murid berdasarkan kelasnya. Akan ada papan total nilai dari murid kelas setiap empat kali dari setahun, dan selama itu akan ada peringkat dari kelas yang memiliki nilai paling tertinggi hingga terendah. Setiap kelas berdasarkan peringkat akan mendapatkan akses yang berbeda di AIS.
"Terimakasih Daniel atas perhatianmu. Kau tak perlu merasa tanggung jawab mengenai nilai ku, akan aku pastikan nilai ku tidak akan mempengaruhi peringkat kelas," ucapan Yuki membuat Daniel menatapnya dalam.
"Aku sungguh-sungguh akan belajar dengan keras," tangannya membentuk dua jari untuk mengatakan sumpahnya.
Daniel langsung melihat buku catatan teman sekelasnya, "bagaimana aku bisa aku mempercayai mu jika soal mudah seperti ini saja kau tak bisa menjawabnya," katanya setelah melihat hasil catatan dari buku.
Yuki menghela nafasnya dengan pelan. Sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman, "aku akan membawa soal ini kepada guru les ku agar dia dapat menjelaskan kepada ku."
"Tidak perlu."
”Hah?"
Daniel menduduki kursi disebelah gadis itu, "biar aku yang menjelaskan dan memastikan apa kau benar-benar paham materi ini."
Matanya mengerjab tak percaya mendengar ucapan teman sekelasnya yang terkenal jarang bicara itu. Apa ini sungguhan? Daniel yang dengan sendirinya mempunyai keinginan untuk mengajarinya.
"Dengarkan aku Yuki," Daniel berbicara ketika melihat gadis itu tak memperhatikannya.
Yuki dengan canggung menunduk, meminta maaf. Setelah itu dia mulai mendengarkan penjelasan sang ketua kelasnya. Dia sudah tau bahwa pria yang mengajarinya ini sudah terkenal akan kepintarannya, tapi dia tak menyangka bahwa pria itu juga pintar dalam menjelaskan sesuatu. Pembelajaran yang dijelaskan dapat dengan cepat dia mengerti ketika mendengar penjelasan langsung dari Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
RomanceSemua orang memuja Alkanio. Lelaki berdarah Italia-Indonesia itu, bagaikan seorang dewa yang dilahirkan kembali dalam bentuk manusia. Semua yang ada dalam pria itu sangat sempurna. Jabatannya sebagai pemegang saham terbesar di sekolah, menjadi ketua...