Selain tempat bagi para murid kaya dan berprestasi, AIS juga merupakan tempat dimana perkumpulan manusia yang menyerupai dewa dan dewi. Tapi dibandingkan itu semua, tidak ada yang dapat mengalahkan kedelapan pria yang sudah sangat menyerupai perwujudan para dewa.
'Eight actual gods' itu adalah sebutan yang tersemat untuk kedelapan pria yang ketampanannya disebut sebagai reinkarnasi para dewa.
Bukan hanya ketampanan yang mereka miliki, tapi kekayaan, kekuasaan juga ada dalam genggaman mereka.
"Semakin lama kurikulum AIS semakin tak masuk di akal. Dari seratus soal aku hanya dapat menjawab sembilan puluh dan sisanya aku tidak yakin itu benar atau tidak," ucap seorang pria berambut coklat, sambil memijit pelipisnya yang terasa pusing.
Angga Baldwin namanya. Putra tunggal dari pasangan pengacara yang namanya sudah tidak asing lagi di seluruh pelosok negeri. Menjadi anak dari pengacara besar itu tidak mudah, dia dituntut menjadi yang terbaik di seluruh bidang. Jika dia tidak bisa memenuhi itu semua, maka siap-siap saja namanya dicoret dan dikeluarkan sebagai ahli waris.
"Aku tidak menyangka orangtuamu masih gila nilai. Bilang sejujurnya kalau kamu tidak tertarik meneruskan pekerjaan orang tuamu," sahut dari seorang pria berjaket sambil meminum minumannya.
Angga menatap sahabatnya tajam, "apa kau gila? Aku bisa langsung mati jika mengatakan seperti itu."
"Ya sudah kalau begitu kamu nikmati saja hidupmu yang penuh dengan tuntutan itu," balasnya tak peduli.
Angga benar-benar kesal pada sahabatnya yang satu ini. Setidaknya sahabatnya itu bisa menghiburnya, bukan malah semakin membuat perasaannya kacau. Angga masih menatap tajam pada lelaki itu, sebelum akhirnya membuang muka karena melihat wajah datarnya itu.
Jika ditanya siapa pria yang mulutnya paling pedas? Pasti jawabannya adalah Bambam Burton. Anak dari seorang artis terkenal yang menikah dengan seorang pembisnis yang sangat mencintai istrinya. Tentu saja hidup Bambam tenang tanpa ada tuntutan dari ayah atau ibunya tentang nilai dan pekerjaan yang akan dia kerjakan.
"Menurutku ucapan Bambam ada benarnya. Kita dilahirkan bukan hanya untuk memuaskan ambisi para orangtua. Jika memang seperti itu, kematian lebih baik dari pada hidup tanpa kebahagiaan. Kamu hanya perlu menjalani kehidupan seperti yang kamu mau bukan dari keinginan siapapun," Pria berkacamata sambil membaca buku ditangannya berbicara tanpa menatap lawan bicaranya.
"Jika segampang itu sudah kulakukan dari dulu," balasnya dengan pelan.
Pria berkacamata dengan rambut yang sedikit keriting hanya menatap sekilas wajah sahabatnya, sebelum kembali melanjutkan kegiatan membacanya. Mereka semua memang bersahabat, tapi bukan berarti mereka bisa saling ikut campur urusan masing-masing.
Rendi R Tan namanya, anak terakhir dari dua bersaudara. Dia dilahirkan dari keluarga yang sangat bercukupan. Keluarganya memiliki agensi besar untuk menampung para model hingga berskala internasional. Paris, kota fashion itu menjadi pusat agensi itu berada.
"Aku rasa nilaiku kali ini juga cukup berkurang, aku hanya bisa menjawab sembilan puluh lima soal MTK dan yang lainnya tidak ku isi. Sepertinya aku aku akan lebih memfokuskan diriku kedalam fotografi," seorang pria dengan mengenakan syal dilehernya berbicara sambil memotret seorang gadis dari jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
Lãng mạnSemua orang memuja Alkanio. Lelaki berdarah Italia-Indonesia itu, bagaikan seorang dewa yang dilahirkan kembali dalam bentuk manusia. Semua yang ada dalam pria itu sangat sempurna. Jabatannya sebagai pemegang saham terbesar di sekolah, menjadi ketua...