32. Tentang Annisa dan tingkah Genta

660 60 1
                                    

Halo Semuanya...
Gimana kabar kalian? Aku harap kabar kalian semua baik ^-^

Aku mau minta maaf banget karena udah lama nggak upload cerita ini 🙏🏻
Sebenarnya aku udah lumayan banyak chapter selanjutnya untuk cerita ini, tapi masih harus aku revisi lagi. Dan saat ini aku sedang berada di fase yang tidak memiliki semangat untuk mengetik 😔

Tapi tenang aja, aku pasti akan berusaha untuk menamatkan cerita ini.
Dan aku mau berterimakasih banget sama kalian yang masih mau baca, dan beri apresiasi dengan vote dan komen🙏🏻☺️

Selamat membaca...








L A B I R I N

Sekarang Yuki sudah berada di Panti. Setelah Bara mengucapkan itu dia mengajaknya untuk segera kembali ke Panti. Perkataan Bara tak dapat Yuki pahami, pasalnya dia pun baru mengenal Bara. Yang membuat dia bingung adalah mengapa Bara mengatakan itu padanya? mengapa bukan orang lain?

"Dor!"

Dia terkejut saat seseorang tiba-tiba menepuk bahunya. Kepalanya menoleh ke belakang, terlihat Annisa yang tersenyum pada dirinya. Gadis kecil itu langsung duduk di sampingnya.

"Kak Yuki mikirin apa?"

"Hah?"

"Aku dari tadi ngeliatin kak Yuki lagi melamun aja di sini. Kak Yuki emang pikirin apa? Atau kakak lagi pikirin keluarga asli kakak?" Annisa kembali bertanya.

Sebenarnya Yuki sedang tidak memikirkan tentang itu, tapi setelah mendengar pertanyaan dari Annisa dia jadi memikirkan itu. Bagaimana keluarga aslinya? Apa mereka mencari nya? Dia sangat ingin mendapatkan ingatannya kembali, tapi ketika dia memaksa untuk mengingat kepalanya selalu saja sakit.

"Bagaimana kalau ternyata kakak tidak memiliki keluarga?" Pertanyaan itu yang keluar begitu saja dari mulut Yuki.

"Kan kakak sudah punya kita sebagai keluarga kakak juga."

Jawaban Annisa sukses membuat Yuki tersenyum. "Kamu benar," lirihnya pelan.
"Bukankah jika ingatan kakak tidak kembali itu tidak masalah? Kakak sudah cukup bahagia dengan kehidupan sekarang. Kalian juga sudah hadir seperti keluarga untuk kakak," lanjutnya sambil menatap lurus ke depan.

Annisa menggeleng, tak setuju dengan ucapan Yuki, "Kak Yuki harus berusaha mengingat kembali ingatan kak Yuki sebelumnya," tanggapnya dengan cepat.

"Kenapa?"

"Meskipun kita sebagai keluarga juga buat kak Yuki, tapi itu beda kak dengan keluarga yang mempunyai hubungan darah dengan kita. Keluarga kak Yuki mungkin sekarang lagi khawatir karena kehilangan salah satu anggota keluarganya," Annisa menjelaskan sambil beberapa dia mengingat kembali masa lalunya.

"Apa kamu merasa seperti itu?" Annisa dengan cepat mengangguk dan kemudian menggeleng kembali ketika menyadari pertanyaan Yuki.

Yuki tersenyum perlahan ketika melihat tingkah adiknya itu. Dia akhirnya paham dari ucapan gadis kecil didepannya. "Kakak jadi penasaran kenapa kamu bisa sampai ada disini?" Yuki sengaja bertanya seperti itu untuk memancing Annisa bercerita padanya.

Gadis kecil itu terlihat terdiam, lalu menghela nafas panjangnya, "Sebelum ada di sini aku masih punya keluarga. Ibu dan ayahnya juga merupakan pasangan yang romantis. Ibu kerja sebagai pembantu disalah satu perumahan mewah, dan ayah bekerja sebagai supir di sana," Annisa mulai bercerita tentang keluarganya.

"Sampai pada hari itu, ibu dan ayah dituduh mencuri perhiasan milik majikannya karena pada saat itu perhiasan ditemukan di motor yang biasa ibu dan ayah pakai untuk pergi bekerja. Mereka dipenjara dengan kasus pencurian, dan sampai sekarang mereka belum dibebaskan," terlihat mata Annisa yang mulai berkaca ketika menceritakan tentang masalah orangtuanya.

LABIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang