Maaf banget ya aku jadi jarang update. Aku lagi sibuk banget sama ujian praktek. Tapi tenang aja aku udah bikin banyak chapter setelah adegan di chap yang aku publish, aku nanti tinggal revisi lagi.
Dan sebagai permintaan maaf, aku akan update tiga chapter sekaligus. Semoga kalian bisa menikmati cerita yang aku tulis.
Selamat membaca...
L A B I R I N
Pria berambut hijau itu terdiam. Mendadak mulutnya membisu, tak tau apa yang akan dia bicarakan, "Aa-ku," mulutnya tergagap.
"Sudahlah, kau memang tidak bisa diandalkan," Nisa berkata sambil melangkahkan kakinya untuk pergi dari pria itu.
"Tunggu!" Kata Justin menahan tangan gadis yang dicintainya, "Aku bisa melakukan apapun yang kamu mau, tapi tidak jika harus mencelakai orang terdekatku," lanjutnya lagi.
Nisa menatap pria itu dengan tajam, "Tak ada lagi yang aku mau darimu. Jadi berhenti mengejar ku, karena aku selalu muak akan hal itu," ucapnya menghempas tangan Justin dengan kasar.
Justin menjambak rambut hijaunya dengan kasar, "Kenapa kamu selalu menolak ku Nisa? Apa kamu tidak tau seberapa banyak perjuanganku untuk mendapatkan mu," katanya dengan frustasi.
"Kau ingin tau kenapa aku selalu menolak mu?" Nisa berucap dengan dingin, "Karena aku mencintai Kak Alkan, dan bukan kamu," jawabnya sebelum berlalu dari pria berambut hijau itu.
Jantung pria itu seolah berhenti berdetak. Dunianya serasa hancur karena ucapan gadis yang dia cintai itu. Dia memang sudah pernah mencintai dan juga sakit hati, tapi entah mengapa kali ini rasanya jauh lebih sakit dan menyakitkan. Apa ini karena dia terlalu mencintai gadis itu?
Memang benar kata banyak orang, bahwa cinta itu buta. Tak peduli seberapa banyak kau diacuhkan, tak peduli seberapa kau dianggap, tak peduli tentang seberapa menyakitkan perasaan itu. Cinta seolah menjadi obat untuk bertahan.
Sungguh ironi yang menyedihkan...
*****
Nisa, gadis itu, masih dengan kasar menghela nafasnya. Matanya terus menatap tajam pada surat yang ada ditangannya. Kenapa dia harus terjebak dalam ini semua? Kenapa semua orang disekitarnya begitu menyebalkan? Dan mengapa wanita j*lang itu harus mati dengan cara seperti itu?
Sial! Suasana hatinya benar-benar buruk. Dia sangat ingin mengutuk semua orang yang membuatnya jadi seperti ini. Terutama gadis itu, dia pastikan akan membuat gadis itu lenyap dan tersiksa.
"Sekolah yang menyebalkan," katanya untuk terakhir kali, sebelum pergi dari sekolah AIS.
Tak
Nisa langsung berdecak dengan kesal. Mengapa banyak sekali orang yang mengganggunya? Apa mereka tidak tau, dia sedang dalam kondisi yang sangat marah. Dia akan memberi pelajaran pada orang yang membuat harinya semakin sial.
"Hidupmu ternyata sangat menyedihkan," suara itu tiba-tiba muncul dari belakang Nisa, "Kau sudah hidup sebagai yatim piatu, dikeluarkan dari AIS, dan sekarang kau bahkan terancam menjadi gelandangan." Sosok itu langsung menampakkan dirinya dihadapan Nisa.
"Kau yang melempari ku batu?" tanyanya dengan marah, "Dan dengan beraninya mulut kotormu itu merendahkan ku," tangan Nisa mulai terangkat hendak menampar wajah sosok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
RomansaSemua orang memuja Alkanio. Lelaki berdarah Italia-Indonesia itu, bagaikan seorang dewa yang dilahirkan kembali dalam bentuk manusia. Semua yang ada dalam pria itu sangat sempurna. Jabatannya sebagai pemegang saham terbesar di sekolah, menjadi ketua...