28. Karena kita ini keluarga...

709 62 5
                                    

"Kak Yuki nyerah," ucap Yuki dengan nafas yang tersengal-sengal karena terus mengejar anak-anak yang sedari tadi mengajak bermain kejar-kejaran.

Yuki sudah hampir sebulan tinggal di panti asuhan ini. Saat hari itu dia sudah memutuskan nama panggilannya menjadi Yuki. Dia tidak tahu apakah Yuki merupakan nama aslinya atau tidak, tapi entah mengapa dia merasa mendapatkan suatu ingatan ketika orang memanggilnya dengan nama itu.

"Kak Yuki payah," ejek Lina sambil berjalan menghampiri Yuki.

"Kak Lina nggak boleh bilang kayak gitu sama kakak cantik," bela Genta yang tak terima dengan ucapan Lina.

"Itu mah Genta cuman modus doang tuh," ungkap Kibo.

"Udah ih kalian nggak usah bertengkar. Sekarang kita samperin Kak Yuki dulu, kasian dianya udah capek," nasihat Annisa.

Sebenarnya anak Panti berisi cukup banyak anak, tapi ada beberapa anak yang sudah sangat dekat dengan Yuki. Anak-anak itu yang sekarang sedang bermain dengannya. Mereka adalah orang yang paling sering menemaninya.

Cup

Sebuah kecupan tiba-tiba menghampiri pipi kanan Yuki. Gadis itu langsung melotot terkejut. Matanya langsung melihat arah orang yang sudah menciumnya itu.

"Kalau dicium sama Genta pasti capeknya kak Yuki hilang," Genta berkata dengan pipi yang sudah memerah.

Yuki hanya bisa tersenyum mendengar ucapan anak itu. Sebelumnya dia ingin marah, tapi ketika melihat wajah Genta yang lucu Yuki jadi tak tega memarahinya.

Anak lelaki bertubuh besar dan berpipi tembam itu adalah anak yang pertama kali melihat Yuki langsung menetapkan sebagai miliknya. Genta adalah anak yang paling sering membuat Yuki tertawa dengan tingkah lucunya. Apalagi dengan pipi tembamnya yang mampu membuatnya gemas.

"Ih kak Yuki harus cepat-cepat cuci muka karena habis dicium Genta. Bibirnya Genta kan banyak virusnya," ledek Lina dengan muka jijiknya.

Kalau dengan anak ini, Yuki menyerah. Lina adalah gadis kecil yang mampu membuat Yuki terdiam dengan tingkah cerewetnya. Jika Genta adalah anak lelaki yang paling genit jika melihat cewek cantik, maka  Lina adalah anak perempuan yang paling genit di antara anak panti lainnya. Dia bahkan pernah meminta Yuki mendandaninya dengan perlengkapan make up milik Ranti ketika melihat pria tampan di pantinya.

"Lina benar kak Yuki. Genta tiap hari selalu makan coklat dan permen. Pasti abis ini pipinya kak Yuki bakal dideketin banyak semut," sahut anak berambut keriting ikut meledek Genta.

Namanya Kibo. Dia adalah anak lelaki bertumbuh tinggi dengan kulitnya yang sedikit lebih cokelat dibanding yang lainnya, tak lupa dengan rambut keriting di kepalanya. Kibo adalah yang paling sering menjahili temannya yang lain. Tak jarang ada beberapa anak yang menangis akibat tingkah usilnya. Memang terlihat sangat nakal, tapi ketahuilah bahwa Kibo juga anak yang paling perhatian dengan adik maupun teman-temannya.

Genta yang terus diledek oleh teman-temannya mulai memperlihatkan mata merahnya. Pipi tembamnya semakin lucu ketika sedang menahan tangis.

"Lina! Kibo! Jangan kayak gitu lagi sama Genta, nanti dia nangis loh. Kalian kan tahu sendiri kalau Genta nangis gimana," Annisa langsung memeluk Genta yang sudah mulai mengeluarkan air matanya.

Dan yang terakhir ada Annisa. Di umurnya yang tergolong muda, mampu berfikir layaknya orang dewasa pada umumnya. Annisa menjadi penengah ketika teman-temannya sedang berantem. Nasehat darinya pasti sudah tak asing didengar oleh teman-temannya yang lain. Yuki juga sampai terkagum dengan pemikiran Annisa.

"Udah Genta jangan nangis lagi ya," Yuki mengusap kepala anak berpipi tembam itu, "Kalian berdua juga kurang-kurangin ngeledekin Gentanya," nasehatnya pada Kibo dan Nisa.

LABIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang