Pagi hari kali ini di AIS sukses membuat para siswa/inya histeris. Kemunculan mayat yang tewas di perkarangan sekolah menimbulkan tanda tanya besar bagi semua orang.
"Aku tak menyangka AIS menjadi tempat untuk seorang melakukan bunuh diri."
"Bukankah berarti saat ini AIS sudah tidak aman?"
"Ibuku sudah memberikan investasi yang besar untuk sekolah ini. Jika ada kejadian seperti ini, tentu membuat dia berpikir ulang untuk berinvestasi."
Tentu saja ada dua pendapat yang berbeda tentang kejadian ini. Yang pertama adalah tentang harga saham dan akreditasi AIS. Sudah bertahun-tahun AIS menempatkan posisi nomor 1 sebagai sekolah terbaik di Indonesia. Pendaftaran yang susah membuat para pemimpin AIS menjanjikan keamanan bagi seluruh siswa.
Dengan adanya kejadian saat ini, membuat keamanan di AIS mulai diragukan. Hampir 99.9% siswa/i AIS berasal dari keluarga yang memiliki kekuasaan yang besar. Jika seperti ini pasti para orangtua siswa/i akan menggugat dan menarik investasinya pada AIS.
"Aku tak menyangka takdir kekasih ku akan berakhir menyedihkan."
"AIS pasti akan berurusan panjang dengan keluarga Wellington."
"Daniel ku yang malang, mengapa dia mengakhiri hidupnya dengan cara seperti ini."
Dan pendapat yang sangat besar selanjutnya adalah, tentang siapa yang menjadi korban bunuh diri ini. Daniel Wellington siswa yang tewas, bunuh diri di sekolah AIS.
Tentu saja kehilangannya membuat banyak orang sedih dan berduka. Apalagi dia termasuk siswa yang populer di AIS. Meskipun dengan sikap yang tak banyak bicaranya, dia mampu membuat kagum banyak orang dengan ketampanan dan kepintarannya.
Selanjutnya yang membuat semua orang berpendapat yang sama adalah, tentang dari mana, latar belakang seorang Daniel Wellington dilahirkan.
Daniel merupakan putra tunggal dari pasangan Wellington. Keluarga yang sudah sangat berkuasa di Indonesia maupun di luar negeri. Keluarga Wellington bahkan sudah memegang banyak kerjasama dengan negara besar.
Pekerjaan orangtuanya yang sebagai ilmuwan membuat perusahaan yang dikelolanya mendapatkan banyak investasi dari berbagai macam kalangan. Mereka adalah keluarga Ilmuwan yang memiliki kekayaan terbanyak di dunia.
Bukankah sudah bisa dibayangkan akan seperti apa jika membuat masalah dengan keluarga Wellington?
*****
Yuki cukup terkejut melihat kumpulan orang di perkarangan sekolah AIS. Suara bisik itu terdengar di telinga nya. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Kakinya melangkah berlari menuju kerumunan.
Tubuhnya menegang tak bergerak. Pandangan di depannya membuat dia tak mampu berkata-kata. Dia menutup mulutnya, air matanya mulai berkaca-kaca.
Di depannya terlihat sosok yang baru kemarin memberinya semangat. Padahal baru kemarin dia bisa merasa lebih dekat dengan ketua kelasnya, baru kemarin dia melihat senyum pria itu, dan baru kemarin pria itu masih bersamanya dengan sebuah kacamata ciri khasnya.
"Hiks...."
Isak tangis itu mulai terdengar. Matanya berkaca melihat apa yang dia lihat. Di depannya, pria berkacamata itu berlumuran darah. Tubuhnya terbujur kaku tak bergerak. Pada hari ini, seorang Daniel Wellington dinyatakan tewas.
"Hiks... hiks...." Yuki tak tahu kenapa air matanya terus turun dari matanya. Dia sadar dia bukan orang yang cukup dekat dengan pria itu, tapi entah mengapa perasaan itu tiba-tiba muncul di hatinya, dan membuat dia merasakan suatu kehilangan yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.
Alkan yang melihat kekasihnya menangis dari kejauhan menatapnya dengan datar. Kakinya melangkah menghampiri gadisnya. Tangan itu memeluk tubuh gadisnya, membawa ke sebuah dekapan. Dapat dia dengar Isak tangis yang semakin kencang.
Matanya menatap dengan tajam tubuh mayat itu, lalu kembali menenangkan kekasihnya. Perasaannya saat itu adalah satu, marah.
*****
"Yuki hentikan air matamu. Aku tak bisa jika terus melihat kamu menangis," Alkan mengelus rambut kekasihnya.
Saat ini mereka sedang berada di ruangan dirinya. Dia membawa gadisnya itu ke tempat yang hanya ada mereka berdua, lalu mengambil kesempatan sambil berusaha menghibur kekasihnya.
"Kau tau Alkan, hiks... kemarin bahkan Daniel membantuku dalam belajar. Dia, hiks... adalah pria yang pintar dan bertanggung jawab, bagaimana mungkin orang seperti itu memutuskan untuk melakukan bunuh diri," Yuki berbicara tak setuju sembari berusaha mengusap air matanya.
Alkan menatap gadisnya dengan dalam, "jadi maksudmu ada seseorang yang membunuh dia?"
Gadis itu mengangguk, "Daniel tidak terlihat seperti orang yang sedang memiliki masalah Alkan, bahkan kemarin dia tersenyum dengan ku."
Pria berdarah Italia itu mengepalkan tangannya, dan lalu membawa tangannya itu untuk mengusap sisa air matanya. Bibirnya terangkat membentuk senyuman.
"Kau tau Yuki? Terkadang tidak semua orang yang memiliki masalah, menunjukan seberapa tersiksanya mereka dengan masalah itu. Bahkan beberapa dari mereka tersenyum untuk menutupi itu semua."
"Aku akui Daniel adalah yang pintar, tapi kau tau bukan seperti apa latar belakangnya. Dia pasti sudah merasakan tertekan dengan tuntutan tentang itu," Alkan menjelaskan sambil sesekali mengusap rambut lembut kekasihnya.
Yuki terdiam setelah mendengar ucapan kekasihnya. Apa yang Alkan bilang memang ada benarnya. Menjadi anak dari orangtua berpengaruh itu tidak semudah seperti yang diharapkan. Akan banyak tuntutan agar bisa menjadi lebih tinggi dari pencapaian orangtuanya.
Alkan menyentuh pipi gadisnya, "jadi kau tak perlu sedih lagi ya. Kematian adalah suatu wajar bagi semua orang," katanya sembari membawa tubuh kekasihnya ke dalam pelukan.
Tangannya mengusap dengan lembut bahu gadisnya. Senyum yang semula terukir di wajahnya perlahan turun hingga menampilkan wajah datarnya. Matanya menatap tajam lurus ke depan.
Apa cara seperti itu salah?
*****
Kaki panjang itu melangkah dengan tegapnya, berjalan gagah. Pahatan wajahnya sukses membuat orang-orang terhenti agar bisa melihat terus wajah itu. Sorot matanya yang tajam, membuat banyak orang merasa terintimidasi.
Usianya yang tak lagi muda, bukan berarti dia kehilangan wibawanya. Justru seakan bertambah usia, auranya semakin kuat dan berkembang. Kehadirannya langsung membuat banyak orang berdiri dan menunduk hormat.
Dialah sang penguasa yang sebenarnya. Seorang yang berhasil mengendalikan perusahaan yang bergerak di legal maupun ilegal. Orang yang tak hanya menguasai dunia perusahaan, tapi juga dunia bawah yang tak semua orang mengetahuinya.
Andrew Anderson
"Selamat siang pak. Sebelumnya kami minta maaf sudah menganggu waktu bapak karena masalah ini," sang kepala sekolah menyambut mewakili yang lain.
Pria kelahiran Italia itu, menatap sekeliling. Banyak orang yang mengenakan jas seperti dirinya. Dan yang paling menganggu adalah tatapan tajam yang terus diarahkan kepadanya.
Andrew menatap balik orang yang sudah menatapnya dengan tajam, lalu duduk di salah satu kursi yang sudah disiapkan khusus untuknya. Dia menarik nafasnya dengan perlahan. Lalu kembali menatap orang yang terus menatapnya tajam.
Padahal hari ini dia sudah merencanakan untuk bersantai dengan istrinya, tapi sepertinya banyak penganggu yang ingin mengacaukan rencananya.
"Karena anak itu dia harus sedikit berjuang untuk menyelesaikan masalahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
RomanceSemua orang memuja Alkanio. Lelaki berdarah Italia-Indonesia itu, bagaikan seorang dewa yang dilahirkan kembali dalam bentuk manusia. Semua yang ada dalam pria itu sangat sempurna. Jabatannya sebagai pemegang saham terbesar di sekolah, menjadi ketua...