38. Raybaran Aloysius

784 58 4
                                    

Siapa yang tidak mengenal Raybaran Aloysius?

Di umurnya yang baru menginjak dua puluh tahun. Dia sudah berhasil mendirikan perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan besar lainnya.

Mendapatkan gelar sarjana S1 di umur yang masih sangat muda, yaitu diumur delapan tahun. Dari kecil Bara memang sudah dikenal akan kepintaran. Tawaran beasiswa dari berbagai penjuru dunia bahkan sering kerumahnya, memintanya langsung menjadi siswa ataupun mahasiswa dari sekolah atau universitas itu.

Jika ingin mengenal sosok Bara, bahkan seharipun tak cukup untuk menceritakan bagaimana sosok itu. Segudang prestasi telah berhasil diraihnya.

Selain prestasi yang bisa dia raih. Bara juga memiliki ketampanan yang bisa membuat kaum hawa mengantri untuk bersamanya. Dia memiliki rahang wajah yang tajam, kulit yang putih, badan yang tinggi, dan jangan lupakan otot dan perut sixpack nya.

Diantara banyaknya perempuan yang berusaha mendekatinya, tak ada satupun yang berhasil mengambil hatinya. Bara ingin memiliki kekasih seperti ibunya. Paras cantiknya yang menawan dan sifatnya yang lemah lembut. Sampai pada saat itu dia bertemu dengan satu perempuan seperti ibunya.

******

Bara masih dengan senyumnya, berdiri dengan gagah sambil menatap kearah Souta dan yang lainnya. Kakinya lalu melangkah mendekat kearah mereka.

"Halo semuanya perkenalkan nama saya Bara, Raybaran Aloysius," Bara menundukkan sedikit kepalanya sebagai tanda pengenalan.

Souta terdiam mendengar seorang pemuda dihadapannya. Dia pasti tahu betul siapa yang berada dihadapannya. Seorang pembisnis muda yang namanya sudah dikenal banyak orang. Dia memang tak bekerja sama dengan perusahaan tersebut, tapi akan terjadi masalah bila perusahaannya terlibat perseteruan dengan perusahan Bara.

Ilena yang melihat sekitar hanya terdiam, langsung berdiri untuk memecahkan suasana. "Silahkan duduk Bara," katanya mempersilahkan.

"Terimakasih" ucapnya masih dengan senyum di wajahnya.

"Saya tak menyangka rumah saya akan kedatangan seorang Bara," Souta membuka suara ketika semuanya telah duduk, "Ada urusan apa sampai membuat Bara datang ke sini?"tanyanya mulai serius.

"Saya ingin bertemu dengan Yuki," jawab pria bermarga Aloysius itu dengan percaya diri.

Marco diam-diam menyunggingkan sebuah senyuman. Dia tak sabar untuk menyaksikan tontonan yang menarik. Marco bisa melihat kepalan tangan Al, mata pria itu juga memerah. Marco yakin pria itu cukup pintar untuk mengetahui maksud kedatangan Bara.

"Apa maksud dengan ucapan anda?" Betulkan apa kata Marco. Dia tak perlu repot-repot membereskan semua ini, ada orang yang dengan suka rela datang untuk membereskannya. Dia hanya perlu duduk dan menonton dengan tenang.

"Apa maksud ucapan saya tidak dapat dimengerti oleh anda? Saya bilang saya ingin bertemu dengan Yuki," balas Bara dingin, dengan tatapan matanya yang tajam.

Brak

Suara gebrakan meja terdengar karena tangan kosong Al. Dia menatap sinis pada lelaki dihadapannya. "Yuki adalah milik saya, dan anda tidak berhak untuk menemui bahkan menyentuhnya sekalipun."

Tontonan ini semakin menarik untuk Marco. Kini dia menjadi bingung siapa yang akan menang pada akhirnya. Bara
memang anak yang pintar, tapi bukan berarti tidak dengan Al.

Lelaki yang kini menjadi kekasih adiknya ini, bahkan telah memasuki dunia gelap sejak umurnya yang ke sepuluh tahun. Nama Al sudah banyak dikenal oleh para penguasa yang hanya bekerja di balik layar.

LABIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang