12 - Don't Cry

129 27 25
                                    

Kalau cinta berawal dari mata, maka akan diakhiri dengan tetesan air mata. Tetapi bila cinta berawal dari hati, maka tidak akan pernah mati.

*
*
*

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Nindy berlari menuju area belakang sekolah. Merenungkan diri adalah tempat paling nyaman yang bisa dia lakukan. Menangis, sejadi jadinya membuatnya merasa lega.

“Aaaaaaargh!!!”

Hiks, hiks, kenapa sih.. gue haru ngerasain kehidupan pahit ini? Kenapa gue harus bertemu dengan dia?”

Nindy menangis dan berteriak sekencang kencangnya. Agar dia bisa lega. Orang, kalau ingin menenangkan diri, pasti akan seperti itu juga akhirnya. Kenapa?

Rasa lelah, rasa kecewa, dan rasa bimbang akan terus menghantui diri kita. Selagi, itu masih berada di benak kita. Nindy selalu menguatkan dirinya sendiri agar bisa tegar.

Nindy lelah. Capek. Merasa kehidupannya tidak ada gunanya sama sekali. Buat apa? Harus mempertahankan orang yang tidak bisa mengerti keadannya?

Dia pun tersungkur ke tanah. Menangis, dan menangis yang dia bisa. Karena rasa sakit itu terus saja keluar.

“Nin, .... ” suara itu.

Suara yang membuat Nindy merasa tenang sekali. Membuatnya merasa damai. Dia pun mengangkat kepalanya dan melihat.

“Elma,” ujarnya dengan terseguk-seguk karena air matanya yang sudah bercucuran.

“Berdiri yuk, kita duduk di sana. Buat nenangin diri lo,” ajak Elma dengan halus.

Sebenarnya, Nindy mau mengusapkan air matanya. Agar Elma dan Rea tidak terlalu khawatir, tapi percuma. Mereka pun sudah tahu keberadaannya.

Elma pun menuntun Nindy berjalan menuju kursi dekat kolam ikan itu, bersamaan dengan Rea. Mereka bisa tahu keberadaan Nindy, karena mereka melihat pertengkarannya dengan Alan. Masa lalunya.

“Nin, lo kenapa sih? Kenapa lo nggak mau cerita sama gue dan Rea, kalau lo di ganggu lagi sama Alan?” tanya Elma mulai mengintrogasi Nindy.

“Gue—gue, nggak mau ngebebani lo sama Rea. Dan gue bisa kok atasi ini sendiri,” jawabnya simpel.

Rea yang masih berdiri dengan melipatkan kedua tangannya di dada. “Lo masih sok kuat? Dengan keadaan lo kayak gini, lo masih bilang bisa sendiri?”

Secret Cinta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang