21 - Hal yang sulit

90 25 43
                                    

Halo halo hai, apa kabar readers?

Siap ketemu sama 2 insan ini? Yang sedikit tidak bisa akur gais.

Kangen nggak sama Al dan El ini? Apa kangen sama penulisnya kali🤭

Bisa berduaan sama mas Aldino, its my dream, not her, my dreams🥺😂

Okelah, jangan lupa tekan tombol bintangnya.

Spam comment di setiap paragraf nya ya.

*****

Kalau benci itu jangan terlihat, karena kalau sampai terlalu benci, takutnya malah berubah jadi tumbuh cinta.

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Di Ruang Editing, Elma masuk ke dalam dan melihat bahwa Aldino sudah duduk di kursi dengan gayanya yang sok cool menurutnya. Dia pun menutup pintu, dan langsung ikut duduk berhadapan dengannya.

Mereka pun saling pandang. Bukan karena suka, tapi memang karena—hhmm apa ya? Entahlah, kalian artikan sendiri ya.

“Kenapa lo manggil gue?” tanya Elma langsung dengan wajahnya yang malas.

Sedangkan Aldino yang posisi duduknya seperti laki-laki, langsung duduk biasa dan menatap Elma serius.

“Lo, gue terima!” ucap Aldino spontan.

Elma terkejut. “Mma—maksudnya? Gimana?”

“Elo, gue terima di organisasi Jurnalistik dan masuk di bagian editing! Masih kurang jelas?”  ujar Aldino dengan sedikit marah.

Ini benar-benar di luar dugaan Elma. Bisa-bisanya, Aldino menerimanya dengan begitu cepat. Nggak nyangka bagi Elma. Entah ini dia mau menerima ataukah di tolak secara halus? Dia bingung. Apa yang harus di katakan? Mau seneng, di kira ngarep. Mau nggak senang, di kira nggak menghargai. Repot kan?

“Tapi—kok bisa?! Gue kan nggak berharap buat masuk ke organisasi ini!” elak Elma dengan wajah sedikit tak terima.

“Lo gimana sih?! Harusnya, lo itu seneng bisa gue terima jadi anggota! Kenapa jadi lo yang marah-marah?” heran Aldino.

Elma masih tidak percaya dengan ini semua. Dia tidak bisa membayangkan jika bersama Aldino dalam organisasi ini.

Duh, gimana ini? Masa iya sih, gue harus satu organisasi sama si kampret berhati dingin ini? Ya kali, gue satu organisasi sama cowok yang resek, nyebelin, nggak tau diri, cuek, aaaa nggak mungkin!” gumam Elma.

Secret Cinta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang