05 - Tidak di anggap

147 29 4
                                    

Salah ya, ketika kita mencintai seseorang? Enggak, bukan cinta yang salah. Tapi kita sendiri yang salah, karena mencintai orang yang salah.

*
*
*

Jangan lupa vote and comment
Feedback? Kuylah.

Jangan lupa vote and commentFeedback? Kuylah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Hari ini, misi kesekian kali Elma untuk mendapatkan hati Defan akan berlanjut. Dia sudah membawa sebuah kotak makan, untuk segera di berikan kepada sang pujaan hati.

Begitu bahagia dan antusiasnya, saat ingin memberikan hadiah itu untuk Defan. Semoga saja ini berhasil membuatnya luluh dan segera peka dengan perasaan Elma.

“Duh, kok gue deg deg kan lagi sih? Ayo Elma, lo nggak boleh seperti ini. Lo harus santai, pokoknya buat Defan kagum sama lo,” batin Elma menyakinkan dirinya sendiri.

Saat duduk di sebuah kasebo dekat kelasnya, Elma melihat dari kejauhan. Ada 2 sahabatnya yang menghampirinya. Siapa lagi kalau bukan Rea dan Nindy.

“El, lo masih di sini? Ngapain?” tanya Rea sembari duduk di sebelah Elma.

Elma pun tersenyum tipis pada Rea. Menjawab pertanyaan Rea sebenarnya malu sih. Apalagi kalau di jawab mau menunggu sang pujaan hati. Tapi, walaupun nggak di kasih tau juga bakalan ngerti.

“Pasti nungguin Defan ya?” sindir Nindy.

Clap.

Benar kan apa yang di tebak. Nindy orangnya peka banget. Berbeda dengan Rea yang agak sedikit kurang ngerti. Sebenarnya, Nindy dan Rea itu memiliki khas sendiri sendiri.

“Hhmm.” Elma hanya bisa bergumam sendiri karena mungkin malu untuk menjawab pertanyaan Nindy.

“Ciyee, ciyee.. yang mau janjian sama doi, iya deh iya percaya yang bakalan pacaran,” ledek Rea semakin membuat Elma malu.

Sikap malu-malu Elma membuat Nindy semakin khawatir. Takut, jika harapan Elma justru akan menghancurkannya. Karena dia belum yakin sosok Defan seperti apa.

“Nin, lo kok diem aja sih? Emangnya lo nggak mau support Elma?” tanya Rea sambil menyenggol pundak Nindy.

“Hhmm, iya kok! Gue support, apapun keputusan Elma,” senyumnya bohong.

Kebahagiaan Elma jauh lebih penting dari segalanya, bagi Nindy. Begitu sayangnya dia pada sahabatnya satu ini. Ya namanya juga sahabat, pasti nggak mau kan sahabatnya sedih ataupun nangis.

Secret Cinta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang