24 - Lie to Love

95 31 125
                                    

Hai hai, comeback lagi🙌

Apa kabar para readers ku?

Semoga kalian nggak bosen ya baca ceritaku ini yang semi semi nggak jelas wkwk

Maaf kalau banyak typo di mana mana🙏

Yuk, jangan lupa vote ya buat bantu semangatin author.

Spam comment juga gpp, mau curhat? Monggo, author dengerin🤗

*****

Nggak papa masa lalu kamu suram, mungkin kedepannya akan bagus. Nggak mungkin ada masa depan jika tidak ada masa lalu.

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Elma yang masih mematung di sana. Di saat Dirga datang dan menanyakan soal keadaan Elma kala itu. Kenapa? Kenapa baru sekarang dia mengkhawatirkan Elma? Dulu-dulu dia kemana? Mati? Ataukah memang tidak perduli? Apa alasan dia kembali?

“El, biar gue bawa lo ke UKS ya?” tawar Dirga yang mulai sok perhatian pada Elma. Saat mau memegang tangan Elma, tiba-tiba Aldino menepisnya.

“Nggak usah!”

“Gue bisa bawa Elma ke UKS sendiri, dan lo nggak usah cari perhatian!” sindir Aldino.

Elma pun bingung di situasi ini. Antara membela Aldino ataukah Dirga? Seharusnya sih, Aldino, karena Dirga kan cuma masa lalu, kenapa harus di ungkit lagi? Tapi kalau Aldino, dia kan kampret berhati dinginnya Elma.

Dirga menatap Aldino lekat. “Eh, gue nggak lagi ngomong sama lo ya! Emang ada urusan sama gue sebelumnya?” tekannya.

Aldino mengepal tangannya dengan perasaan marah, berharap bisa menghajar Dirga kala itu. Elma melihatnya. Melihat emosi Aldino yang meluap hebat sampai ingin menghajar.

Elma berusaha agar situasi ini tidak berujung pertengkaran. “Hhmm, Al, kita—ke kantin aja ya, gue laper, belum makan,” ajaknya.

Dirga membelalakkan kedua matanya. Kenapa Elma justru mengajak Aldino untuk ke kantin? Kenapa bukan Dirga? Niat Elma bukan apa-apa, dia cuma mencegah terjadinya pertengkaran antara 2 insan ini.

Aldino menarik nafas panjang. “Ya udah yuk, gue temenin lo makan,” jawabnya santai.

Aldino langsung menggandeng tangan Elma, refleks yang dia rasakan. Baru kali ini, dia merasakan gandengan tangan cowok. Walaupun itu bukan cowok yang di inginkan. Tapi, mungkin cinta akan tumbuh di baliknya.

“Elma... El, tunggu!” teriakan Dirga tak ada respon dari Elma.

Tanpa memperdulikan Dirga, Elma pun pergi bersama Aldino ke kantin. Sedangkan Dirga hanya diam mematung di sana. Melihat kepergian Elma yang sudah perlahan jauh.

Secret Cinta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang