Harus Bangkit

1.4K 80 0
                                    

malam itu aletha sangat terpukul, hanya bisa memeluk foto ibunya diranjang kamar ibunya itu. tadinya ia ingin dipeluk oleh ibunya tapi malah dia memeluk akta kematian dan juga foto ibunya.

tidak ada orang yang ada bersamanya saat ini kecuali dirinya sendiri, dia butuh sandaran tapi tidak ada yang rela melakukannya bahkan ayahnya sendiri.

" Kenapa semuanya sangat jahat. jika tau begini untuk apa aku kembali. "

" Kau sudah makan ?"

nampak tampan berisi makanan itu ada disebelahnya, orang itu berdiri sedangkan dia duduk di lantai.

" Keluar " usirnya.

" Setidaknya kau makan dulu " Arkan menaruh nampan itu disamping Aletha.

" Keluar " usir aletha lagi.

" dek "

" Aku bukan saudaramu " jawab aletha dengan tatapan kosong.

" Baiklah tapi kau makan ya "

Aletha tak bergeming , dia tak selera makan bahkan untuk menelan ludah saja rasanya sangat pahit sekali seperti kenyataan yang saat ini dia terima.

Arkan menutup pintu kamar itu, dia sedih melihat Aletha sedih. dia berbeda dari ibu dan adelia.

" kau tidak akan sendirian, aku akan ada disini untukmu " Batinnya.

***

keesokan paginya

kembali seperti semua semuanya makan dengan tenang dimeja makan itu tanpa aletha, padahal Arkan dan ayahnya terus menunggu aletha untuk turun.

Hasan juga menyayangi aletha sama seperti kedua anaknya yang lain, namun semenjak dia membawa istri dan kedua anaknya itu kerumah aletha jadi membencinya dia tak lagi menganggap Hasan ayah yang pernah dia cintai hanya sebatas panggilan saja.

" Sayang kenapa kau tidak makan inikan kesukaanmu semua ?" tanya melinda.

" iya ayah makanlah, jangan pikirkan wanita itu dia juga nanti keluar " saut adel.

" Dia Saudaramu " jawab hasan

" Dia tidak menganggapku saudara " jawab Adelia.

" Karena dia membenci ayah, sudahlah kalian makan saja ayah lihat dia dulu "

" Tunggu ! " cegah melinda.

Hasan menatapnya " Biar aku yang bicara padanya " sambung melinda.

" Kau akan membuatnya semakin marah, disini saja " jawab hasan.

" Kalau begitu ... hmm pelayan sini . wadahkan beberapa lauk untuk Aletha dikamar ibunya sekarang "

" Baik nyonya besar "

" Melinda ... "

" sayang duduklah " melinda tak suka jika Hasan dekat dengan aletha dia takut akan mempengaruhi suaminya hingga dia menjadi asing dirumah ini.

hasan pun menurut dia tak marah sama sekali , Arkan khawatir mendengar Aletha yang tak turun untuk makan, tangannya terus mengusap celananya dibawah meja makan itu.

" Selamat pagi " ucap Abigail

" Eh nak abigail duduk-duduk kau sudah sarapan ?" tanya melinda.

" sudah Tante tidak perlu terima kasih, Arkan ayo kita pergi sekarang klien sudah menunggu. " Ajak abigail

memang Abigail dan Arkan adalah teman semenjak lama keduanya dekat.

" Ayah , ibu aku pergi bekerja dulu " pamitnya.

Cinta Untuk Dokter AlethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang