Benih Yang Ditanam

1.5K 58 0
                                    

Abigail terus menyuapi aletha, sedikit demi sedikit nasi yang ada di piring itu akan habis. Dia pun tersenyum melihat aletha yang begitu nafsu makan.

" Maaf Tuan Ran, Saya menemukan ini dikamar Tuan Arkan dan Tuan Hasan. "

Seorang pelayan memberikan beberapa berkas dan juga kotak kecil kepadanya.

Dia langsung menerimanya, aletha menatapnya dan berharap Ran memberitahunya.

" dia meninggalkan semua perusahaan, Kartu Atm, Kartu Kredit mobil dan apapun yang dia miliki lalu ini adalah kunci brangkas dan perhiasan yang ditinggalkan ibumu. " jelas Ran yang memberikannya kepada Aletha.

Dia menerimanya dan membuka semuanya. Dia berpikir bagaimana nasib kedua orang itu sekarang.

" Ran " panggil aletha.

***

Suara gemuruh petir yang menandakan hari akan hujan, malam-malam begini tanpa jaket Hasan terlihat kedinginan bersama Arkan yang terus berjalan diantara trotoar itu.

Mereka tidak tau harus pergi kemana malam ini, bahkan uang saja tidak punya.

Melihat hasan yang kedinginan dia melepaskan Jaket dan menutupi tubuh ayahnya.

" uhuk! Uhuk ! "

" ayah lelah kan ? Disana ada Halte kita duduk dulu "

Hasan mengangukkan kepalanya, dia terus batuk karena tak tahan dingin.

Hujan deras pun turun tanpa bisa dihentikan, tidak ada siapapun yang lewat untuk dimintai tumpangan. Kini mereka Sengsara tanpa apapun.

" uhuk ! Uhuk ! Uhuk ! "

" maaf ayah aku tidak punya apapun, uangku tidak cukup untuk membayar hotel. "

" Tidak apa nak "

Hari semakin malam, namun hujan begitu deras tak menunjukkan tanda-tanda berhenti.

Aletha yang terus memikirkan keadaan ayahnya dikamarnya saat ini, abigail terus memeluknya dalam keadaan tidur.

" hujan sangat deras, dimana ayahku apa dia baik-baik saja " ucap batinnya.

" Mengapa ayah harus menjadi salah satunya, aku tidak ingin membencimu seperti ini ayah tapi kelakuanmu sangatlah tidak dibenar, aku sayang padamu tapi apakah kau juga menyayangiku. "

Sementara itu dihalte bus, Hasan sudah tak tahan akan cuaca dingin mereka tak bisa tidur padahal sudah sangat mengantuk sekali.

***

Keesokan paginya

Aletha bangun terlambat, tubuhnya demam tinggi hingga abigail tak bekerja dan lebih memilih mengurus aletha yang sedang membutuhkan dirinya.

" ayah " dalam tidurnya bahkan dia masih mengingau ayahnya.

" sayang bangun " ucap lembut abigail.

" Ayah "

Bi wahida datang membawakan alat kompres, mendengar aletha yang terus mengingau ayahnya membuatnya kasihan.

" Nona sangat menyayangi ayahnya, Dia tidak akan tenang sebelum melihat ayahnya hidup dengan baik. "

Mendengar itu abigail menatap bi wahida.

" maksud nya bi ?"

" Sedari kecil walau dia dia sering bilang benci tapi ketika tuan hasan belum pulang dia selalu menunggunya dan memastikan ayahnya pulang kerumah dan tidur dengan baik, maka setelah itu dia bisa tenang. "

Cinta Untuk Dokter AlethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang