Seharusnya Aku

1.6K 69 0
                                    

Saat Melinda akan diBawa keluar kebetulan lewat dari arah aletha. Aletha tak sama sekali mau menatapnya lantas melinda diam-diam mengambil sesuatu dari balik kantong celananya.

Dia memegang pisau kecil dan sasarannya adalah aletha.

Kau harus mati !

Sasarannya tertuju pada perut Aletha, dia bisa membunuh nya dan anak yang sedang dikandung aletha pikirnya.

Aletha tampak tak melihatnya, dia terus menatap abigail yang tampak sedang mengelus wajahnya.

Jaraknya semakin dekat dengan aletha,  dia sudah berancang-ancang.
Dia dorong tubuh petugas yang membawanya itu hingga terjatuh dan mengarahkan pisau itu keperut aletha..

"Alethaaaa !!!! " teriak ran

Aletha terkejut, pisau itu sudah tertancap melinda membulatkan kedua matanyanya.

"Ayah " gumam Aletha..

"Ayahh !!! " teriak Arkan.

Melinda melepaskan tangannya yang dipenuhi darah, Hasan luruh dan jatuh kelantai.

Suasana sangat gaduh dan melinda lagi-lagi melakukan percobaan pembunuhan.

"Ayahhhh " aletha menyentuh pipi ayahnya berusaha membangunkannya ayahnya telah berkorban untuknya seharusnya dia yang tertusuk bukan papanya.

"Ayah buka matamu jangan tutup matamu ayah ! " pinta aletha yang telah menangis tersedu-sedu.

"Sebentar lagi ambulance datang sayang " ucap Abigail agar aletha tak cemas.

"Ayah hiks buka matamu "

Darah itu terus mengalir dari perut hasan, Arkan tak kuasa menahan tangisnya melihat ayahnya yang begitu lemah.

Sesaat kemudian hasan membuka matanya perlahan, dia bisa lihat aletha yang menangisinya.

Tangannya berusaha mengulur untuk menghapus air matanya.

"Ayah hiks hiks " aletha menangkap tangan itu dan menciumnya.

"Ma...mmmaaaf " lirih hasan.

"Jangan bicara ayah harus tetap membuka mata hiks hiks "

Tak lama ambulance datang dan beberapa orang membawa tandu. Semuanya menyingkir dan membiarkan orang itu membawa hasan.

"Aku mau ikut ke mobil " pinta aletha.

"Denganku saja "

"Tidak aku mau ikut "

Dia menolaknya hingga akhirnya dia dan arkan bersama-sama masuk kedalam mobil ambulance.

Didalam mobil dia tak berhenti menangis, sebagai kakak arkan menenangkan.

Tak butuh waktu lama, kini ayahnya sudah sampai dirumah sakit.

"Dokter aletha ! " tampak dokter yesha datang menghampirinya sebelumnya pihak rumah sakit sudah memberitahunya.

"Aku akan ikut menangani ayahku" ujarnya sambil menahan tangis.

"Jangan ... sebaiknya kau tunggu, kau masih shock itu tidak baik untuk kandunganmu aku yang akan mengurusmu yakin padaku.  "

Aletha menyentuh kedua tangan yesha dan mengepalannya " aku mohon "

Yesha menganggukkan kepalanya, disaat yang bersamaan abigail mendapati bagaimana aletha menyentuh yesha.

Tapi dia tidak memperdulikannya, ini keadaan yang genting itu adalah hal yang reflek.

Aletha menunggu ayah didepan ruangan operasi, air matanya masih saja terus jatuh.

"Sayang  ayah akan baik-baik saja" gumam abigail.

Cinta Untuk Dokter AlethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang