Tidak Mesum Bukan Pria

1.4K 64 0
                                    

Suasana fajar itu didalam mobil aletha masih tertidur, tapi abigail semalaman tak tidur dia takut ini hanya mimpi saja. Semalam ini terus memperhatikan aletha yang tidur begitu nyenyaknya.

Embun pagi diluar sangatlah tebat sampai dia tidak bisa melihat apapun diluar jendela kaca mobil.

Tak lama aletha membuka matanya perlahan, dia sudah tidur cukup lama sekali.

" Kita dimana ? Hoamm "

Abigail tersenyum " didalam mobil, kenapa kau bangun tidurlah " jawab abigail.

" apakah tubuhmu sakit? Maaf aku tertidur begitu saja "

" tidak masalah aku juga senang. Kau tidur tanpa makan apa kau tidak lapar aletha ? Aku punya roti kau makan ya "

" aku haus " kata aletha.

" aku juga ada minum, tunggu sebentar " dia memajukan tubuhnya dan mengambil kantong supermarket berisi roti dan juga minum.

Krek

Dibukanya tutup botol air mineral itu dan diberikannnya kepada aletha dan segera diminum oleh aletha.

" Tubuhmu sangat kurus sekali, kau pasti tidak makan dengan benar. Sekarang makanlah "

" terima kasih " ucapnya menerima roti yang sudah dibuka abigail tersebut lantas dia memakannya.

" Aletha kapan kau akan pulang ? " tanyanya pelan.

Aletha berhenti memakan roti itu, manik matanya menatap mata abigail. Kini dia memeluk abigail " aku sudah membuatmu khawatir begitu lama bukan, maaf. Begitu sulit mendapatkan sinyal di daerah. Aku tau kau akan marah kau boleh marah padaku. "

" aletha kenapa kau menangis ?"
Memang benar suara aletha sudah serak dan sudah meneteskan air matanya.

" Untuk pertama kalinya aku melakukan hal seperti ini, aku takut aku tidak bisa bekerja semaksimal mungkin. Kau tau aku seperti apa sangat tidak sabaran, aku juga memikirkan dirimu. "

Mendengar kalimat akhir itu hati abigail berbunga-bunga, yang tadinya ingin marah jadi tidak jadi dibuatnya.

" sudah ... tidak peduli bagaimana hasilnya tapi kau sudah melakukan yang terbaik untuk mereka, lihat rasa lelahmu jika tidak ada aku disini pasti kau akan sendirian seperti seorang penyendiri. " tangannya menghapus air mata aletha yang terus luruh di matanya.

Kembali aletha memeluk abigail, dia merasa begitu nyaman dan hangat sekali pelukan abigail itu.

***

Ran sudah berhasil menukar kunci yang palsu dengan asli, diam-diam memasuki kamar melinda dan mencari kunci gudang.

Betapa cerdasnya dia pikirnya. Mumpung melinda sedang keluar menemui anak perempuannya itu dia bisa bebas masuk keruangan manapun.

Langkah kakinya menuju ke area gudang yang tak pernah dikunjungi oleh orang rumah ini kecuali melinda.

Ceklek

" ups terbuka " ucapnya senang.

Ruangan itu sangat gelap sekali, bahkan dia tak bisa melihat apapun. Tangannya meraba-raba sakering lampu didinding gudang.

Krek

Lampu pun menyala, gudang ini sangat kotor dan berdebu sekali tak seperti bagian depan rumah yang selalu bersih tanpa debu.

" apa ada orang ?"

" mhhhh "

" berikan aku suara "

Cinta Untuk Dokter AlethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang