" Kurasa aku berhak untuk semuanya."
Pernyataan abigail membutnya ngeri, seketika tubuhnya merinding dengan tatapan seakan-akan ingin menerkamnya.
Tangan abigail mulai merambat naik mengambil tali mantel yang sedang dipakai aletha, nafas aletha memburu tak beraturan dia takut.
Kini abigail mulai menarik tali itu secara perlahan "Hentikan!" Ucapnya seraya menutup mata tak berani menatap abigail.
" aku minta maaf, aku tidak akan mengulanginya. " ucapannya memelan sendu.
" Bagaimana bisa aku mempercayaimu sayang ? Kau sulit untuk ditebak" tangan abigail menyentuh bibir aletha dan diusapnya pelan.
"A-aku .. aku ... "
"Aku maafkan tapi ... kau harus ... " tangan abigail berhasil membuka mantel aletha, sebenarnya aletha masih malu jika abigail bersikap begini apalagi disana dia tidak memakai apapun.
Dia memiringkan kepalanya dan memperhatikan lekat bibir pink aletha.
Cup
Kecupan ringan dibibir aletha, " aku lelah abigail ... " didorongnya tubuh abigail dan diikatnya lagi mantel itu.
Tapi bukan abigail jika namanya tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.
Dia menarik tangan aletha lalu menggendongnya dan membawanya kekamar mandi.
" kita belum pernah disini kan ?" Bisik abigail seraya tangannya sudah bergeluyuran kemana-mana.
" Tidak mau abig..."
" mhhh ..nghhh " diciumnya bibir aletha, hasrat dan kemarahannya sudah menjadi satu. Tidak tau apa yang akan dia lakukan pada aletha tapi dia ingin menuntaskannya.
Beberapa menit mereka berciuman, dan akhirnya dilepaskan oleh abigail untuk memberikan sejenak nafas kepada aletha.
Dia pun membuka seluruh pakaiannya, dari jaket hingga kaos yang melekat.
" Kau ingin keluar ?" Tanya abigail.
" iya " jawab aletha cepat.
" kenapa ?"
" kepalaku pusing " benar. Kepalanya pusing akibat jambakan Adelia tadi, dia tidak sempat membalasnya dan masih dendam kepadanya.
" Beberapa hari aku tidak mendapatkannya, biarkan malam ini kita tidur agak larut. " dipeluknya aletha dan dapat aletha rasakan dada bidang abigail saat ini menempel di pipinya.
Dia merasakan kenyamanan saat ini, tanpa terasa abigail menarik mantel nya hingga dia polos sedangkan abigail masih memakai celananya.
Digendongnya aletha dan didudukkannya diatas wastafel yang berdinding kaca itu.
" kau besok bekerja ?" Tanya abigail dan jawab anggukan oleh aletha.
" aku tidak bisa memberi mu tanda disini, tapi disini aku akan memberikan banyak untukmu. "
Dia menyentuh leher aletha lalu beralih kedada aletha dan diremasnya pelan hingga aletha menutup matanya.
Apapun dia lakukan di tubuh Aletha, hingga membuat aletha mendesah dibuatnya.
" ahh shhh abigailll hentikanhhh " desahnya saat dia terus memainkan payudara aletha dengan mulutnya.
Namun tak digubris, tangannya berlari kebawah sana dan memainkan milik aletha.
" uhh enak sayang ? Kau menikmatinya ?" Bisik abigail dengan sensual.
" mhhh cukupphh ahhh "
" jawab dulu baru kita mulai bagian ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Dokter Aletha
RomansaAletha Adina Bahreyin, wanita muda yang cantik sangat gigih dan pekerja keras. Setelah 10 tahun berada di Washington DC dia memutuskan untuk kembali ke indonesia untuk bertemu ibunya. tapi siapa sangka ternyata yang hanya dia temui hanya gundukan t...