Tidak bilang Terimakasih

1.3K 67 0
                                    

ceklek

Aletha keluar hanya dengan mantel mandi, Tapi dia tidak melihat Arkan disana. kemudian dia memilih pakaian yang ada dilemari.

krek

matanya melotot melihat semua Lingerie yang tergantung disana, diambilnya satu yang berwarna merah.

" Seperti singa terlalu berani  " gumamnya.

" hitam ?" diambilnya warna hitam dan ditaruhnya yang sebelumnya.

" Ha yang ini juga sama saja kau menyerahkan dirimu sendiri "

karena sudah bosan melihat semua itu dan tidak tau apa yang akan dia pakai dia duduk saja di pinggiran ranjang.

Ceklek

" Kau sudah sele..." Kata abigail terhenti ketika melihat Aletha yang duduk dipinggiran ranjang seakan sedang pasrah.

" Apakah didalam tidak ada pakaian lain ?" tanya Aletha

" Memangnya kenapa dengan bajunya, itu pihak hotel yang memberikannya. "

Aletha menghembuskan nafas kasarnya " aku tidak bisa memakai pakaian itu." gumamnya

Karena penasaran abigail pun mendekati lemari itu, dia melihat banyak lingerie tapi mukanya biasa saja.

" Yang ini saja warna pink " ujar Nya.

" Tidak mau "

" aku tau tapi dari sekian banyak lingeri ini hanya ini yang agak tertutup. Aku tau aku bisa menahan nya " jelas Abigail.

" Depannya memang tertutup tapi belakangnya sampai ke pinggang, aku tidak bisa. "

" Jika kau memakai itu, kau akan sakit "

" Baiklah sini berikan " Akhirnya aletha memutuskan untuk memakai itu dan dia pun berganti di kamar mandi. tidak butuh waktu lama dia keluar dari kamar mandi tapi dia tetap mamakai mantel itu sebagai luaran.

" Apalagi sekarang yang ingin kau tutupi ? buka saja jika tidak bisa melakukannya setidaknya aku bisa melihat punggungmu "

Alethe mendelik tajam " Kau sering ke kamar mandi ya ?"

" Untuk ?" tanya Abigail.

" Untuk itu " bibirnya menunjuk ke bagian junior milik Abigail.

" Sembarangan. tidak pernah begitu pertama kalinya mungkin aku mengeluarkan nya di milikmu. "

" Hey mulutmu kalau bicara "

" Sudahlah ini makanan kita "

" hmm tunggulah disana aku menyisir rambutku sebentar."

Aletha pun kemeja rias sedangkan abigail duduk dikursi yang ada mejanya itu tepat membelakangi Aletha, Aletha sibuk merapikan rambutnya sedangkan abigail sudah makan lebih dulu.

Mantel yang dia pakai lama-kelamaan turun karena tangannya yang naik turun. sedikit demi sedikit mantel itu turun dan akhirnya terjatuh ke lantai.

abigail meliriknya, punggung Aletha benar-benar putih dan bersih tapi ada sebuah bekas luka panjang disana.

" A..leta "

" Apa yang ka..u..."

Aletha membelalakkan kedua matanya saat menyadari mantelnya jatuh hingga langsung diambilnya dan ditutupinya lagi.

" Makanlah se..bentar lagi selesai " ucap Aletha terbata-bata

Abigail penasaran luka itu tampaknya luka lama tapi tetap membekas, dia ingin bertanya tapi ini bukan waktu yang tepat.

Cinta Untuk Dokter AlethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang