Jangan Lamban

988 48 0
                                    

Pelayan yang ada dirumah itu pun menyajikan berbagai jenis macam sayuran dan ikan, membuat Aletha bingung apa yang harus dia makan.

" Abigail, aku memang sering makan dengan beberapa lauk tapi semua ini apa tidak mubazir ?" Bisiknya saat abigail mulai mengambil lauk untuk ditaruh didalam piringnya.

" Makan saja yang kau suka, jika tidak habis nanti bisa dibagikan. Lagipula ini semua makanan yang disediakan untuk para pekerja. "

" oh begitu "

Aletha menganguk mengerti lantas dia mulai mengambil semua lauk yang dia sukai, saat itu kebetulan ibunya abigail telah kembali dengan membawa beberapa wortel di wadah.

" Nyonya sini saya bantu " pinta pelayan itu, dengan senyuman ibunya abigail memberikan itu.

" Nanti taruh saja diruang penyimpanan, kau makanlah dan istirahat. "

"Baik nyonya "

" ibu ayo makan bersama " ajak Aletha

" iya nak, ibu juga sudah lapar. Tadi habis melihat para pekerja sekalian mencabut wortel, apa kau suka makanannya nak ?"

" hmm sangat. Ini enak sekali aku ingat perkedel ini sama seperti buatan ibuku dulu saat aku duduk dikelas 4 sd ibu tak pernah lupa membawakan bekal perkedel didalamnya. "

" benarkah ? Wah! Kalau begitu setiap hari ibu akan membuatnya untukmu. Ibu senang jika kau juga senang, tidak seperti abigail jarang memuji masakan ibu "

" hey! Kau anak tidak tau terima kasih ya" tuduh aletha, hingga membuat abigail yang serius makan jadi menatapnya.

Ibunya terkekeh mendengar itu dan melihat ekspresi abigail yang kebingungan.

" ibu jangan seperti itu atau dia akan mengungkitnya terus. "

" memang iya kan ?" Saut ibunya.

" ck ck ck abigail, untung aku baik dengan ibuku tenang saja ibu setelah ini aku akan ajari dia cara berterima kasih dengan ibu. "

" hahha iya nak ajarilah suamimu. " saut mertuanya

Abigail hanya bisa menggelengkan kepalanya, setelah itu mereka makan dengan tenang.

" kau masuk duluan aku akan mencuci piring ini. "

" hmm cepatlah" jawab abigail yang langsung masuk kekamar.

" eh nak biar ibu saja, kau masuklah temani abigail saja dia itu tidak tahan kesepian. " kata nya dia melarang aletha takut nanti aletha kelelahan.

" Tidak apa bu, ini bekas makan aku dan abigail hanya ini tidak banyak. Ibu sebaiknya istirahat juga pasti lelah habis melihat kebun. "

" tapi nak.."

" sudah bu tidak apa "

" baiklah, kalau lelah biarkan saja nanti Bani yang mengerjakannya. " dielusnya lembut pipi aletha, dia merasa aletha juga sama seperti anaknya. Apalagi dia tidak punya anak perempuan.

" iya bu "

Lantas ibu mertuanya pun masuk kedalam kamarnya yang entah dimana, aletha belum tau benar bentuk rumah ini. Namun saat dia mencuci piring dapur itu langsung berhadapan dengan luasnya tanah disekitar rumah yang ditumbuhi berbagai macam buah dan sayur disana.

Pemandangan yang sangat indah dan asri untuknya, akan menyenangkan jika dia mengajak abigail berkeliling mungkin akan menyenangkan.

" aku harus cepat " ucapnya sendiri.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Untuk Dokter AlethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang