35. Nanon's Life

4K 388 182
                                    

Hangat sinar mentari menerobos masuk dari jendela yang gordennya memang sengaja disibak karena hari mulai terang. Nanon masih terduduk di pinggir kasurnya setelah beberapa saat lalu sang papa menggedor brutal pintu kamar, membuatnya sontak menegak dan menyambut sosok pria paruh baya itu dengan muka bantal serta kelopak mata yang belum sepenuhnya terbuka. Pemuda itu masih bisa mendengar suara memerintah Newwiee yang kini berada di kamar sang kembar, rutinitas setiap pagi.

Setelah menyelesaikan rutinitas habis bangun tidurnya, Nanon menuruni setiap anak tangga dengan terburu–seperti biasa–sambil menolehkan wajahnya pada bidak anak tangga lain di sisi kanannya. Frank juga sudah keluar dari kamar, bergegas menuju ruang makan dengan wajah berseri membuat Nanon diam-diam ikut menyunggingkan simpul pada wajahnya. 

Tak berselang lama Nanon bisa mendengar sapaan selamat pagi yang lantang keluar dari bibir sang kakak, “PAGI, ADEK KEMBAR!” tepat ketika hanya menyisakan tiga anak tangga terakhir sampai lantai dasar.

“PAGI, ABANG!”

“PAGI JUGA, ABANG!”

Dua kalimat bernada sama itu keluar pula secara bersamaan dari bibir Nanon dan Frank yang kini memamerkan senyum semringah mereka sambil menarik kursi di tempat masing-masing. Purim tersenyum, pun Tay yang sedang sibuk menatap pada tablet di tangannya. Setelah semua anggota keluarga berada di sana, tak membuang waktu lagi mereka langsung menyantap sarapan mereka.

Setelah menyelesaikan rutinitas sarapan pagi, mereka memulai aktivitas masing-masing. Nanon membutuhkan waktu setengah jam untuk bersiap memulai aktivitasnya hari ini. Setelah penampilannya dirasa rapi, ia memakai sepatu dan menyambar ranselnya dari bangku meja belajar. Sepasang jenjangnya membawa langkah keluar dari kamar dan berbelok ke arah kamar sang kembar. Tanpa tedeng aling-aling Nanon langsung membuka pintu kamar Frank yang tidak dikunci. Ia baru saja akan melantangkan suara untuk berpamitan namun, urung saat rungunya mendengar kalimat manis keluar dari bibir Frank yang sepertinya sedang berbicara melalui sambungan telepon.
“Iya, tadi udah sarapan. Kamu udah sarapan belom?” pertanyaan itu keluar dari bibir Frank dan Nanon semakin mendelikkan matanya sambil menajamkan pendengarannya.

“Sarapan dulu.”

“….”

“Iya, aku kelas siang, sih, makanya ini mau lanjut tidur lagi sebenernya. Masih ngantuk.”

“….”

“Ya, aku begadang juga, ‘kan, nemenin kamu ngelembur semalem.”

“….”

“Iya.”

“….”

“Iya. Nanti bangunin aku sebelum jam makan siang, ya? Aku kelas jam satu.”

“….”

“Iya. Ya udah. Semangat kerjanya, Kakak Sayang,” setelah mengatakan kalimat terakhir itu, Frank tertawa dan bisa dipastikan persona di seberang juga mungkin sedang ikut tergelak. Manik mata Nanon sempat membulat sempurna, terkejut dengan panggilan sayang yang dilayangkan oleh kembarannya itu.

“Hahaha iya. Love you too.”

BINGO!

Nanon lantas langsung menyelak masuk ke dalam kamar Frank sambil berteriak heboh, “SIAPA, TUH, SAYANG-SAYANG? LOVE YOU-LOVE YOU?”

“ANJING GUE KAGET GOBLOK!” Frank jelas terlonjak, ia benar-benar terkejut dengan kedatangan Nanon ke kamarnya.

“SIAPA KAKAK SAYANG, SIAPA?” ia bertanya dengan nada suara tinggi dan entah mengapa merasa kesal.

“APA SIH, AH. NGGAK USAH KEPO,” balas Frank seadanya, masih tak ingin mengaku.

Nanon lantas memberikan satu jitakan pada kepala Frank dan tentu saja langsung mendapatkan reaksi mengaduh dari sang kembar.

VIHOKRATANA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang