10. Reunited

9.1K 1K 159
                                    

'Kriek' suara pintu dari salah satu kamar terbuka, Fluke keluar dengan kelopak mata yang masih setia terpejam. Langkahnya gontai, semalam tadi baru bisa terlelap hampir pukul dua dan lima jam kemudian ia sudah harus terjaga, di sini lah ia kini dengan rambut berantakan serta wajah membengkak karena lelap, melangkahkan kakinya menuju mini kitchen, tenggorokannya kering. Matanya masih terpejam sampai ia mendengar sebuah sapaan dari suara yang dikenalnya.

"Good morning," sapa seseorang yang hari kemarin tak kenal senyum, kini menyapanya dengan suara ringan dan lebih ceria tanpa beban, bahkan melempar senyum.

"Hm, morning. You're up?" ucapnya balik menyapa. Mengikis jarak dan langsung mengukung tubuh ramping di hadapannya, membenamkan sesaat wajahnya pada pundak dalam dekapannya karena pening menyerang kepala.

"Hm, been more than an hour already. Did you have a good sleep?" tanyanya lagi sambil masih sibuk mempersiapkan entah apa, mungkin sarapan.

"Not really, but it's fine." Ia bisa merasakan sentuhan lembut pada pipinya, "kamu pagi banget bangunnya, nggak bisa tidur?" lanjutnya bertanya.

"Have to make some breakfast for us. Lagian tadi tidur tiba-tiba nggak nyenyak terus pas bangun udah di lantai. Kamu tau lah ulah siapa," First menjelaskan.

"Hahaha pantesan kasur sebelah kosong, aku pikir udah bangun anaknya," Fluke tertawa membayangkan kekasihnya itu tergeletak di lantai, mungkin karena di tendang oleh salah satu adik kembar dalam tidur mereka, karena jelas kedua keponakannya itu tak akan mungkin tega membiarkan First tidur di lantai. "Masih pada tidur ya mereka?" lanjut Fluke bertanya.

"Masih kayaknya, coba intip deh. Tadi pas aku bangun bentukannya udah nggak karuan." First mengingat lagi keterkejutannya beberapa jam lalu saat mendapati sepasang keponakan kembarnya menguasai kasur king size dengan posisi tak menentu. Kepala Frank ada di sisi kanan atas kasur, sedang tubuhnya melintang silang membuat kakinya berada di sisi kiri bawah kasur sedangkan Nanon tengkurap di sisi kiri atas kasur dan salah satu kakinya menimpa dada Frank serta kakinya yang lain tertindih oleh kaki Frank. Memikirkannya saja First sudah bingung, karena keduanya tak terganggu sama sekali dan masih saja jauh terlelap.

"Masa?" Fluke masih tertawa, "bentar coba aku intip." Pria tinggi itu mencuri kecupan pada pipi First sebelum melepaskan dekapan dan beranjak menuju salah satu kamar lain untuk melihat situasi di sana.

Hati-hati ia membuka pintu, tak ingin mengganggu karena juga masih terlalu pagi. Ia paham betul semalam Frank tak langsung tidur setelah keduanya sampai di unit resort mereka. Sebuah senyum terkembang kala manik matanya mendapati tubuh Frank yang sudah dijadikan guling oleh Nanon dengan kepala berada di sisi bawah kasur, tangannya terlentang pasrah dan tentu tidur keduanya masih lelap. Fluke kembali keluar dari kamar dan menutup pintunya pelan. Tawanya baru pecah ketika ia kembali menghampiri First.

"Kenapa, Kak?" First bertanya ketika mendengar tawa Fluke.

"Udah ganti pose tuh, ya ampun. Herannya kok mereka masih nggak kebangun, enak aja tidurnya," beber Fluke.

"Ya emang, dari dulu nggak berubah tuh. Tidurnya muter." First tertawa sambil menggelengkan kepalanya dan disambut gelak oleh Fluke. "Cuci muka dulu sana, aku bangunin abang dulu biar sarapan sama kita," pinta First.

"Si kembar?"

"Biarin dulu, kayaknya semalem mereka tidur menjelang pagi."

"Ya udah, abis sarapan aja bangunin. Kecapekan juga kayaknya tuh, kasian."

"Sip, Kapten!" Fluke tertawa diikuti First yang juga tertawa melihat kekasihnya tergelak. Fluke langsung beranjak menuju kamar kecil di ujung ruangan, sedangkan First menuju salah satu kamar untuk membangunkan Purim.

VIHOKRATANA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang