11. Uncle's Friend

9.6K 1K 312
                                    

Tujuh kepala berkumpul di tengah ruangan unit resort, menikmati hidangan yang mereka sebut sarapan pada hampir pukul sebelas pagi itu. Fluke, First dan Purim tentu ikut makan bersama meski sebelumnya sudah lebih dulu menyantap sarapan mereka, tapi siapa yang bisa membantah seorang Tay Tawan Vihokratana jika itu menyangkut sarapan? Ya, pria paruh baya yang masih terlihat gagah dan tampan di usia menuju kepala lima itu memiliki peraturan tak tertulis, bahwa keluarga harus sarapan bersama di pagi hari.

"Siang ini barbekyu, yuk?" Nanon memberi usul.

"Malem aja kali," Frank menimpali.

"Boleh aja, asal nggak begadang, ya." Tay memberi tatapan gretak pada anak kembarnya, ia tahu selama dua minggu lebih tanpa pengawasannya sepasang bungsu itu tak jarang terjaga hingga pagi hari.

Frank dan Nanon meringis sambil menggaruk tengkuk. Tay paling tidak suka mendapati anak-anaknya sering begadang, terjaga hingga pagi, apalagi dengan alasan tak jelas. Purim menundukkan kepala, tak ingin ikut campur dan hanya fokus menyantap hidangan di hadapannya saja.

"Begadang terus ngapain sih? Kuliah juga lagi libur, nggak ada tugas yang harus mepet dikerjain karena deadline. Gitu terus lama-lama game kalian semua Papa sita deh," ucap Newwie ikut memberikan peringatan.

"YA JANGAN DONG," Frank dan Nanon bereaksi hampir bersamaan dengan wajah merengut.

Tak ada yang benar-benar menanggapi protes dari dua bungsu keluarga Vihokratana itu membuat Frank dan Nanon paham bahwa mereka dalam pengawasan kedua orang tuanya.

"Resort-nya bisa pesen buat barbekyu gitu, Dek? Apa harus kita yang siapin sendiri?" tanya Tay pada First yang berada di sampingnya.

"Kayaknya bisa sih, Bang. Nanti coba gue tanya dulu ke Drake," balas First.

"Drake? Kayak familiar namanya," Tay terlihat berpikir seakan mengingat dan memutar memori di kepalanya.

"Iya, temen SMA gue loh, si Drake," ucap First mengingatkan, karena memang Tay sering lupa soal persona, mungkin faktor seringnya berinteraksi dengan banyak orang dan ingatannya tak sebagus itu. "Sekarang jadi temen kantor juga. Ya, lu pasti kenal lah, Bang, karyawan lu."

"Temen SMA? Oh, yang keluarga Sriphothong bukan sih?" tanya Tay lagi, penasaran.

"Iyeee, ini resort keluarganya."

"Oalah, gue kenal tuh sama Pak Podd, kalo nggak salah dia yang ngembangin resort-nya ini. Jadi, Blue Sky ini punya keluarga mereka?" Tay berkonklusi pada dirinya sendiri.

"Lah? Abang kenal sama paponya Drake?" First terkejut, ini fakta yang baru diketahuinya.

"Pernah ketemu beberapa kali gitu lah, kalo ada project. Cuma gue baru ini kemari, bagus juga resort-nya."

First hanya mengangguk saja.

"Si Drake ada di sini nggak?" tanya Tay lagi.

"Ada harusnya. Dia bilang mau balik besok juga."

"Ajak barbekyu nanti malem, sekalian keluarganya."

"Ayah, di barbekyu jangan bahas kerjaan, ya?" pinta Frank yang sedari tadi hanya diam mendengarkan perbincangan sang ayah dan juga pamannya.

"Ya, nggak lah. Ucapan terima kasih aja, udah jagain anak ayah yang kemarin kabur seharian nggak ada kabar," balas Tay dengan nada meledek sambil menatap Frank dengan gemas sekaligus geram.

Frank mendecih, mengalihkan wajahnya dengan bibir yang sudah manyun maju. Hal itu tentu mengundang gelak tawa pada setiap persona yang ada di sana.

VIHOKRATANA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang