Hampir dua bulan berlalu sejak pertemuan yang sama sekali tidak pernah terbayangkan oleh pemuda berparas manis dengan lesung di pipi dan banyak hal yang dialami oleh Nanon dalam kurun waktu tersebut, salah satu yang paling membuat kepalanya pusing adalah teror pesan-pesan singkat dari kombinasi nomor-nomor tak dikenal dan memintanya untuk bertemu. Nanon tahu pasti pelakonnya namun, tak ingin ambil pusing.
Siang ini Nanon sedang duduk-duduk santai di pelataran fakultasnya, minggu ujian akhir semester baru saja selesai sehingga ia memiliki waktu untuk berleha-leha menyambut liburan. Masih ada dua minggu tersisa sampai perkuliahan resmi diliburkan. Festival akhir tahun yang akan dilaksanakan oleh fakultasnya juga tinggal menghitung hari dan membuat para pengurus BEM masih sibuk berkeliaran di kampus. Nanon sebenarnya tak memilik andil apa pun, ia hanya ingin berada di sana menghabiskan waktunya.
Sebuah usakan pada suarainya cukup membuat atensinya yang semula penuh pada layar gawai di genggamannya, kini beralih mendongakkan kepala dan langsung disambut dengan sebuah senyum lelah dari persona yang dikenalnya.
"Udah makan, belom?" tanya Nanon ketika ia melihat sosok yang tadi mengusak kepalanya kini sudah duduk di hadapan.
"Belom sempet," jawab pemuda itu dengan lirih dan membawa kepalanya jatuh tertidur bertumpu pada lipatan tangan di atas meja.
Nanon mengembuskan napasnya, ia kemudian membuka tas dan mengambil salah satu kotak bekal yang sudah ia siapkan pagi tadi.
"Makan dulu," ucap Nanon sambil menyerahkan kotak stainless dengan tutup berwarna hijau army di tangannya.
Pemuda yang masih merasakan lelah itu kini mengangkat kepalanya, melirik sesaat pada kotak bekal yang diserahkan padanya tersebut kemudian menegakkan tubuhnya.
"Lo udah makan?" ucap pemuda itu balik bertanya.
"Udah sama anak-anak yang lain juga tadi," balas Nanon menjelaskan.
"Kok, bekalnya masih ada?"
"Ini emang buat lo. Gue yakin banget lo pasti sibuk sampe buat makan aja lupa. Jadi, sengaja bawain," jelasnya sambil membuka tutup kotak bekal tersebut.
Kalimat yang keluar dari bibir Nanon itu sontak saja membuat persona bermata teduh tersebut merubah garis wajahnya turun dengan bibir mencebik lalu merengek sambil memekik, "Emang paling ngerti, deh, jadi, terharu."
"Lebay. Udah makan dulu," tanggap Nanon sambil mengedikkan dagu.
Selayaknya perintah, sosok itu langsung melahap panganan yang diberikan Nanon untuk mengisi energinya. Nanon memperhatikan, senyum terpatri di wajah dan ia membawa tangannya menopang dagu.
"Pelan-pelan, Pon, nggak ada yang minta," peringat Nanon pada Apon yang menyantap santapan dari kotak bekal tersebut dengan terburu.
"I have no time, harus balik ke PKM lagi abis ini," ucap Apon sambil kembali fokus menyantap makan siangnya yang sudah telat.
Nanon merotasikan manik matanya, "Jangan sibuk-sibuk banget bisa, nggak, sih?" tanya bernada sinis dan terdengar seperti tuntutan.
"Maunya juga nggak sibuk-sibuk tapi, ya, gimana? Acaranya udah tinggal minggu depan," balas Apon tak begitu acuh dengan pertanyaan tersebut, masih berfokus untuk melahap santap siangnya.
"Ya, kalo sibuk inget waktu, sih, nggak papa. Lo, 'kan, seringnya kalo udah sibuk lupa sama segala hal. Termasuk perkara makan."
Apon bersumpah bisa mendengar nada kesal juga kesan proteksi yang mendominasi pada setiap penjabaran terlontar dari bibir Nanon. Apon berdeham, menegakkan tubuh dan menenggak likuid bening dari botol yang memang dibawanya untuk membasahi kerongkongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIHOKRATANA [COMPLETE]
FanfictionAll of the things that happened in life always start from family until its found it's end. Daily life of Vihokratana's family. ---------------------------------------- BXB FAMILY!AU TAYNEW PLUEMON DRAKEFRANK OHMNON ⚠️ MPREG ⚠️ Cover pure image by @_...