Jam tangan digital sewarna arang yang melingkar pada pergelangan tangan kiri seorang pria berpostur tubuh tinggi sudah menunjukan pukul 10.40 AM. Pekerjaannya belum selesai semua, tapi dengan sigap ia segera mematikan perangkat komputer di hadapan, meraih ponsel kemudian men-dial sebuah kontak yang pagi tadi belum sempat ia hubungi. Nada dering tanda tersambung memenuhi dengar, hingga beberapa saat kemudian sebuah suara menyapa dari seberang.
"Halo."
"Halo, Abang!"
"Kenapa?"
"Hari ini kerjaan nggak terlalu banyak, laporan dari abang juga belom masuk.."
"Hmm," gumam suara di seberang mengamini.
"Mau nyulik anak-anak ya? Uncle-nya kangen."
"Hmm, ya boleh. Udah ngabarin mereka? Di rumah paling ada adek kembar, si abang biasanya udah di shop jam segini." Ijin sudah didapat.
"Tadi sih udah chatting-an sama abang, terus dia juga baru ke shop abis makan siang. Jadi rencananya mau sekalian culik tiga-tiganya, lunch bareng. Abis itu abang ke shop, adek kembar gue culik sampe malem. Boleh ya, Bang?"
"Kerjaan udah beres? Gue nggak mau ya lo pergi-pergi tapi kerjaan terbengkalai, walaupun perginya sama anak gue."
"Amaaaannnnn, beneran lagi free gue makanya berani ngajak anak-anak jalan."
"Ya udah kalo gitu. Laporannya besok gue e-mail, hari ini seneng-seneng deh lo. Kasian juga anak gue ditinggal udah hampir seminggu ini, bosen pasti."
"Iya siap, makanya mau ngajak main. Adek kembar juga kan lagi libur semester, palingan rebahan doang mereka."
"Hm..oke, mau ke rumah jam berapa?"
"Ini udah siap-siap mau jalan, Bang."
"Pinteran minta ijin last minutes, dasar."
"Hehehehe udah ya, Bang. Mau ngabarin anak-anak, uncle gantengnya udah mau jemput."
"Iya udah, hati-hati. Jangan nurutin adek kembar kalo minta macem-macem. Action figure Nanon udah penuh selemari, kalo Frank minta makan pedes-pedes yang nggak wajar jangan diturutin. Papanya larang-larang dia buat nggak makan pedes terus, maagnya udah parah, dia jalan sama lo pasti nanti cari-cari kesempatan buat makan pedes."
"Siap Komandan!" balasnya dengan suara lantang, "pesen buat si abang apa?" tanyanya lebih lanjut.
"Nggak ada, kemaren sebelum berangkat udah gue kasih wejangan panjang lebar."
"Oke deh. Gue tutup ya. Thank you, Abang."
"Hmm...udah ya, take care!"
"Sip, bye."
"Bye."
Setelah sambungan telpon terputus, ia kemudian langsung beranjak meninggalkan ruang kerjanya, bergegas menuju kediaman sang kakak.
***
LINE! You have a message!
Uncle First : Uncle otw
Uncle First : See you jagoanPurim diam-diam mengembuskan napas lega ketika melirik notifikasi bar di ponselnya. Paling tidak masalah adik kembarnya akan segera mereda sebentar lagi, pikirnya. Frank dan Nanon sejak tadi masih mengurung diri di kamar masing-masing. Sembari menunggu ia sempatkan waktu membuka laptop dan mengerjakan final revision tugas akhirnya, setelah ini statusnya sebagai mahasiswa resmi dicabut.
Pukul 11.28 AM, sebuah suara mesin mobil terdengar mendekat dan berhenti di depan rumah. Purim menyunggingkan senyum simpul sebelum beranjak dari ruang keluarga bergegas menuju pintu utama rumahnya, yang ditunggu sudah datang. Belum juga sampai, pintu megah rumahnya telah terbuka, memunculkan sesosok pria yang tersenyum bersahabat saat melangkah masuk melewati pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIHOKRATANA [COMPLETE]
FanfictionAll of the things that happened in life always start from family until its found it's end. Daily life of Vihokratana's family. ---------------------------------------- BXB FAMILY!AU TAYNEW PLUEMON DRAKEFRANK OHMNON ⚠️ MPREG ⚠️ Cover pure image by @_...