25. Twinnie Whinny

6.5K 823 330
                                    

Senin. Seharusnya menjadi hari yang sibuk karena mengawali pekan baru tapi, tidak halnya dengan kedua persona yang kini tengah asik bergulingan di kamar masing-masing, sepasang bungsu keluarga Vihokratana. Maklum, mereka masih merasakan libur semester paling tidak hingga tiga minggu ke depan. Ayah dan Papa sudah kembali menjalani aktifitasnya seperti sedia kala, tak lagi dipusingkan membagi waktu bolak balik ke rumah sakit untuk menemani Frank yang harus di rawat inap. Abang Purim juga sudah mulai magang di kantor Ayah. Uncle Kao dan Poompat sudah sejak kemarin berpamitan untuk kembali pulang jadi, kediaman Vihokratana hari itu sangat sepi.

Mbaran

Today

Diem2 bae
[10.23]

Jalan kuuyyy
[10.23]

Bales ato gue blok?
[10.23]

Dalam hitungan...
[10.24]

3...
[10.24]

2...
[10.24]

1...
[10.24]

P
[10.24]

P
[10.24]

P
[10.24]

P
[10.24]

P
[10.24]

Nanon mendengkus kesal dan jadi bangkit dari baring-baringnya, membuka pintu kamar dan berdiri di ambangnya.

"FRANK THANATSARAN VIHOKRATANA, BALES CHAT GUE!" Nanon berteriak kencang ke arah kamar sang kembar yang cukup berjarak meski masih bersisian.

"BERISIK ANJIR APAAN SIH, LO?" Frank balas berteriak dari dalam kamar yang masih tertutup rapat.

"BALES CHAT GUE," teriak Nanon menimpali.

"LAGI MAIN PE-ES, JANGAN GANGGU," telak Frank yang memang tak bisa diganggu gugat jika sedang asik dengan dunianya sendiri.

Nanon jelas kesal, ia paling tidak suka dihiraukan. Malas-malasan ia mengambil langkah, meninggalkan pintu kamarnya terbuka lebar sedangkan ia mengikis jarak menuju kamar Frank yang bersisian dengan miliknya. Tanpa tedeng aling-aling, Nanon langsung membuka pintu kamar Frank dan berdiri di ambangnya.

"Jalan yuk, bosen gue," ajak Nanon, menjelaskan. Wajahnya merengut dan tentu Frank tak mengetahui hal itu.

"Gue baru main elah," balas Frank tanpa sedikit pun melepaskan pandangannya dari layar televisi empat puluh dua inch di hadapannya.

"Ya udah mumpung baru main, mending udahan sekarang," bujuk Nanon yang kini sudah ikut membaringkan dirinya di kasur Frank.

"Ganggu banget anjir ah," dengkus Frank mulai kesal.

"Nggak bosen apa, sih, di rumah terus?"

"Nggak."

"Anjir ngeselin."

Percakapan keduanya berakhir, Frank sibuk dengan permainannya dan Nanon jadi ikut-ikutan sibuk dengan gawainya. Setengah jam berlalu dan Frank mulai bosan.

"Mau main, nggak?" tanya Frank pada Nanon. Ia mendelik sesaat sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya.

Frank kemudian mematikan perangkat bermainnya, meraih ponsel dan mendaratkan kepalanya pada punggung Nanon yang memang sedang dalam posisi tengkurap. Kini keduanya sibuk dengan gawai masing-masing.

VIHOKRATANA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang