1. Tami Benci Emil

6.6K 582 32
                                    

Cantik, cerdas, dan bersahaja---nyaris sempurna; begitulah jawaban siswa SMA Gemilang kala ditanya bagaimana sosok Tami Dahayu di mata mereka. Primadona tingkat dua belas yang langganan jadi wakil sekolah dalam mengikuti berbagai kejuaraan menari dan menyanyi. Dia idaman para siswa lelaki, tetapi terlampau memesona untuk dikejar. Mereka yang menaruh rasa kebanyakan memilih memendam, sadar jika Tami terlalu sukar didapatkan. Eksistensi gadis itu cukup dipandangi dari jauh, dikagumi dalam senyap, dan disanjung dengan kata yang hanya sampai di ujung lidah.

Apalagi setelah seorang Emilio Joana resmi mendeklarasikan diri sebagai kekasih gadis itu, maka sirna sudah harapan sekumpulan pengagum rahasia Tami yang semula masih punya sedikit asa untuk memiliki. Mereka tahu diri dan sadar posisi, tahu juga bahwa Emil bukanlah seseorang yang bisa diajak bersaing karena si tampan itu sama sempurnanya dengan Tami.

Berasal dari keluarga kaya raya, berparas kelewat rupawan, memegang titel bergengsi sebagai ketua basket, ditilik dari berbagai sisi, Emil nyaris tak bercela. Satu-satunya hal minus pada diri pemuda itu hanyalah sikap dinginnya. Ke mana pun mata Emil menatap, maka objek yang dipandang akan merasakan intimidasi. Beberapa orang mendapatkan pengecualian; Tami adalah yang paling beruntung sebab sorot lembut nan bersahaja sering kali Emil arahkan padanya.

Sejak keduanya menjalin hubungan, predikat sebagai pasangan paling keren pun mereka sandang. Si tampan dan si cantik, adalah perpaduan sempurna yang sukses membuat banyak orang iri. Jika harus diurai seberapa banyak alasan kenapa Emil dan Tami serasi disandingkan bersama, tentu akan dibutuhkan berlembar-lembar halaman supaya semuanya bisa tertulis sempurna.

Pagi ini, Tami menghampiri Emil di kantin dengan semangat menggelora. Pasalnya sarapan yang biasa diisi Emil, Raja, Ogy dan dirinya kini akan bertambah satu orang. Tami kelewat senang mengetahui Ogy berhasil menggenggam hati Geya dan meyakinkannya untuk berpacaran setelah gadis itu sempat terjebak perasaan toxic pada lelaki bernama Maga. Geya adalah kawan akrabnya dari kelas berbeda. Di sekolah, Tami tidak punya sahabat perempuan.

Tami membaur secara apik dengan yang lain, tetapi tidak menganggap satu di antara teman sekelasnya sebagai kawan karib. Dia punya pengalaman menyedihkan yang membuatnya amat sulit menaruh kepercayaan pada seseorang di masa sekarang. Ada tragedi di masa lalu yang bebannya masih Tami pikul di bahu hingga detik ini. Momen-momen lampau tersebut terlalu pahit untuk dikenang, tetapi juga kepalang sulit semisal harus dilupakan karena ada nama kedua orang tuanya di sana.

Sampai kemudian dia bertemu Geya dua tahun silam kala mereka disatukan dalam satu grup paduan suara. Pertemuan intens selama beberapa bulan berdampak baik bagi keduanya. Mereka menemukan kenyamanan dari satu sama lain. Pada diri Geya, Tami temukan kesamaan tentang sisi tangguh yang hanya sekadar topeng. Benar, Geya pandai menyembunyikan lukanya di balik sikap keras dan tingkah cuek.

Tami mungkin tidak sedingin Geya dalam berinteraksi dengan yang lain, tetapi ada momen-momen di mana dia seolah bisa melihat diri sendiri pada perilaku kekasih Ogy itu, dan ada pula waktu di mana Tami merasa amat gemas sampai-sampai ingin memasukkan Geya ke saku baju dan menyimpan keimutan gadis itu hanya untuk dirinya saja. Tami berani sumpah, Geya kalau sudah menunjukkan sisi manjanya bisa membuat orang-orang kewalahan.

Ogy beruntung mendapatkan perempuan itu, dan Geya sama beruntungnya dicintai sedemikian dalam oleh sosok sehumoris Ogy.

Ketika meja yang ditempati sang kekasih beserta kawan-kawannya kelihatan, Tami yang baru saja melewati ambang pintu kantin pun mempercepat langkah, ingin buru-buru sampai di sana untuk menyambut kehadiran Geya.

Demi Tuhan, Tami sudah lama tidak merasa seantusias ini hanya karena hendak menemui seseorang.

"Geya ma bestie!" seru Tami seraya memeluk pundak Geya dari belakang.

[✓] T O X I CTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang