***
—Surat dari Emilio—
Dear, Love.
Selamat ulang tahun, Sayang.
Selamat menjejak usia dua puluh dua tahun. Dewasa memang bukan perkara usia, tapi semoga di usia yang cukup matang ini, lo udah bisa berdamai dengan segala realita yang tidak sesuai mau. Di sini, gue juga sedang berusaha menjabat semua kenyataan yang berjalan melenceng dari harapan.Gak mudah, ya, Tam?
Tapi kita pasti bisa.
Setahun bergaul sama Diandra bikin gue jadi agak melow, Raja jangan lagi ditanya, dia sekarang jago nyusun kata-kata galau. Kenapa? Karena Diandra belum juga mau balas perasaannya. Mereka kelihatan saling suka, tapi gue gak paham alasan Diandra milih temenan dulu aja.
Kalau lo mikir Diandra naksir gue, tolong buang prasangka itu jauh-jauh. Soalnya dia tau kalau gue udah punya seseorang yang istimewanya gak ada yang bisa ngalahin, bahkan meski disandingkan dengan kota Jogja yang telah lebih dulu menyandang predikat istimewa di pundaknya. Bagi gue, lo tetap keluar sebagai juara. Seorang Tami Dahayu, si almost perfect. Perasaan gue gak goyah, Tam. Bertahun-tahun jauh dari lo malah bikin gue makin yakin; gue mau lo.
Cuma lo dan cukup lo.
Setahun lagi kita ketemu. Di hari itu, semoga gue udah punya kerjaan, ya?
Gue denger dari Ogy kalau lo sekarang jadi HRD di salah satu perusahan gede di Jakarta. Wah, kesayangan gue hebat banget. Congrats! Lo pasti keren pake setelan kantor. Ah, gue pengin buru-buru ketemu, Tam. Tunggu bentar lagi, ya? Gue bakal pulang. Soon.
See you in your next birth day.
***
See you in the last chapter^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] T O X I C
Teen Fiction"Dari satu sampai sepuluh, coba rate perasaan lo buat gue." "Perasaan gue buat lo itu analoginya kayak kedalaman samudra. Rate-nya berarti dasar lautan; deepest part of the ocean. Berapa jumlah angkanya? Countless." Don't copy my story!