Jangan jadi silent reader🙂
Happy reading^^Btw, janji jangan nangis, ya?
***
Baru beberapa waktu Kenan mau membuka diri, menunjukkan sisi hangatnya pada Tami, lalu gangguan kecemasan itu hadir dan menyeret Kenan kembali pada kebiasaannya di masa dulu; menjadi si pendiam yang kelewat tak acuh dengan sekitarnya. Generalized Anxiety Disorder memengaruhi psikis dan fisik Kenan. Kecemasan yang dirasakan terus menerus berhasil menghancurkan mentalnya, bikin Kenan tertekan.
Kenan kini mudah tersinggung oleh kata-kata yang sejatinya tak memiliki konotasi negatif tetapi ia akan merasa seolah disudutkan, masalah sepele bisa membuatnya marah besar, pesimis akan masa depan, kesulitan menenangkan pikiran, kerap merasa terancam padahal sedang berada di tempat aman. Itu baru gejala psikis, mental Kenan yang terganggu ternyata berimbas pada fisiknya. Kala kambuh, tubuh pemuda itu akan gemetar hebat, gelisah hingga lemas bahkan bisa sampai nyaris kehilangan kesadaran, sesekali muntah, dan yang paling sering dikeluhkan adalah sakit kepala. Ketika malam tiba, jika telat minum obat maka ia akan dilanda insomnia.
Menghadapi mood Kenan yang tak tertebak membuat Tami makan hati. Di satu momen, ia bisa sangat enggan berinteraksi dan memandang amat benci hingga lancang memaki-maki, tetapi beberapa jam kemudian akan menempel pada Tami karena kecemasan dan rasa takut menghantui. Siklus melelahkan tersebut terus berulang nyaris dua Minggu. Tami capek, sungguh terluka terjebak dalam situasi pelik yang seolah tak memiliki tepi ini. Namun, rasa sakitnya berhasil ditundukkan rasa sayang. Jadi meski selalu dikecewakan oleh emosi Kenan yang memang sedang tidak stabil, ia tak akan menyerah sampai titik akhir.
Untuk semua perlakuan kasar Kenan, Tami selalu menyediakan pemakluman. Ia sangat menyadari; adiknya sedang tidak baik-baik saja.
Tami sudah melakukan banyak upaya untuk memulihkan kesehatan mental sang adik. Dari menemui psikiater dan mendapatkan obat darinya, melakukan terapi perilaku bersama bunda Ogy yang seorang psikolog, dan seminggu belakangan Emil turut andil membantu. Pemuda itu akan datang di pagi buta demi mengajak Kenan olahraga lari supaya berisik di kepalanya teralihkan pada aktivitas badan. Pada banyak kesempatan, Emil juga menemani Kenan menghabiskan sore hari dengan duduk-duduk di teras rumah sambil bincang-bincang random. Tak ada bahasan berat, Kenan lebih suka mengangkat perkara game.
Hingga detik ini, Kenan belum mau membagi keresahannya selain pada tenaga profesional yang ia temui seminggu sekali. Segala masalah yang selama ini ia pendam sendiri dan membuatnya stres berkepanjangan hingga memicu gangguan kecemasan, belum bisa Tami ketahui. Tami selalu gagal membujuk sang adik bercerita dan berakhir dimarahi. Kenan yang demikian sungguh bikin frustrasi.
Hari ini adalah hari kedua belas dari total empat belas hari libur semester. Waktu selama itu Tami habiskan di rumah untuk merawat Kenan. Dibantu Onty Maudy yang kini menetap di sini meski cuma bisa hadir tiap malam sebab beliau harus bekerja di siang hari. Geya, Ogy, dan Raja juga sering berkunjung. Pokoknya rumah Tami yang biasa senyap belakangan jadi ramai sekali. Bicara soal dukungan moril, Tami rasa ia cukup beruntung karena memiliki teman-teman yang suportif dan peduli. Ditambah seorang kekasih yang bersedia memahami.
Tami berjalan melintasi ruang keluarga, hendak menyusul adiknya yang sedang mengobrol dengan Emil di teras rumah. Gadis itu mau membujuk Kenan minum obat setelah tadi sempat bertengkar hebat hingga sebuah gelas jadi korban kemarahan Kenan. Belakangan, jika sedang kalut, Kenan bakal ringan tangan melampiaskan kekesalan pada benda-benda yang paling dekat dengan jangkauannya. Selain ramai oleh suara manusia, bunyi gelas serta piring pecah juga kerap terdengar di dalam rumah. Semisal tengah sial, tidak jarang Tami melukai jari sendiri ketika membereskan pecahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] T O X I C
Teen Fiction"Dari satu sampai sepuluh, coba rate perasaan lo buat gue." "Perasaan gue buat lo itu analoginya kayak kedalaman samudra. Rate-nya berarti dasar lautan; deepest part of the ocean. Berapa jumlah angkanya? Countless." Don't copy my story!