#Part2 [cup]"Gue Daffa," ujar Daffa sambil mambalas uluran tangannya.
"Abang ntar abang di culik. Aku belum mau tinggal sendiri! Jangan kesitu," teriak Zia dari dalam rumah.
**
Di sebuah kantor ternama, Kelvin sedang berada dalam ruangan pribadinya. Ia tak fokus dengan kerjaannya, pikirannya tertuju pada gadis yang baru saja dia lihat, siapa lagi kalau bukan Zia.
"Kok gue gak bisa lupain gadis itu!!" teriak Kelvin frustrasi.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" perintah Kelvin.
Ceklek!!
"Bapak memanggil saya?" tanya sekretaris Kelvin.
Kinan Agestina, seorang wanita cantik yang mencintai bos nya sendiri, yaitu Kelvin. Ia selalu berpakaian kurang bahan untuk menarik perhatian Kelvin.
"Saya ingin keluar, tolong selesaikan tugas ini!" perintah Kelvin sambil beranjak pergi.
"Baik, Pak," ujar Kinan tersenyum.
'Usaha apa lagi yang harus gue lakuin buat mendapatkan perhatian Kelvin ya?' batin Kinan.
**
"Zia, tolong ambilkan kunci mobil abang di pagar abang sangkut!" perintah Daffa pada Zia.
"Kebiasaan. Sangkut kunci mobildi pagar. Kalau hilang nangis guling-guling." ejek Zia.
"Biar aja," ketus Daffa.
"Huff!" Zia hanya dapat mengembuskan nafasnya dengan kasar. Ia berjalan keluar rumah dan berjalan kearah pagar.
"Nah ini dia kuncinya," ujar Zia senang.
Clekk!
"Bunyi apaan tuh? Kok di bawah kaki Zia kayak ada sesuatu?" Zia lalu mengangkat kakinya dan melihat ada sebuah dompet beserta kartu pemiliknya.
"Kelvin Dirgantara Siapa? Oh tanya abang aja ah," ujar Zia berlari kedalam rumah.
"Bang ini kunci Abang," ujar Zia menyerahkan kunci mobil Daffa.
"Thanks ya dek," ujar Daffa melanjutkan nonton drakornya.
"Bang, Kelvin Dirgantara itu siapa?" tanya Zia pelan.
"Ohh, itu pria tadi dek, emang kenapa?" tanya Daffa.
"Ini dompetnya tinggal," ujar Zia.
"Ooh yaudah kembalikan aja sana," ujar Daffa.
Zia yang penasaran pun ikut melihat video yang Daffa tonton. Tiba-tiba...
Cupp!! Mata
"Aaa!"
#Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Is Duda
Ficção Adolescente"Kelvin, gue mohon lepasin, gue," ujar Saras memberontak. "Lepasin?" "Gue mohon," lirih Saras menangis. Tanpa mempedulikan ucapan Saras, Kelvin terus mengukir di kulit Saras. "Darrel, senjata gue!" Dengan cepat Darrel memberikan sebotol air jeruk...