#Part15[kejanggalan pada keduanya]Ery yang menyadari itu pun langsung menutupi tubuhnya dengan selimut dan langsung tidur.
Gluk!
'Cobaan apa ini, Tuhan,' batin Daffa.
'Pengen nikahin!' batin Daffa berteriak.
"Ery," panggil Daffa pelan.
"Eumm, iya," balas Ery tanpa melihat Daffa.
"Mau," ujar Daffa yang membuat Ery berkeringat dingin.
"Ma--mau apa?" tanya Ery dengan gugupnya.
"Mau nikah," ujar Daffa diakhiri kekehan kecil. Dan langsung merebahkan tubuhnya disofa.
Keesokan harinya, Zia terbangun dan berjalan keluar kamar. Ia kekamar Daffa tapi tak melihat Daffa berada disana. Kemudian ia berjalan kedapur tetapi hasilnya tetap tidak ada. Ia putus asa dan akhirnya menelfon Daffa.
Tringg!!
"Halo, Zia," ujar Daffa lewat telepon.
"Bang Daf, kemana?" tanya Zia sedikit marah.
"Gue bentar lagi pulang kok, ini otw," ujarnya lagi.
"Pulang! Pulang! Semalam kemana aja?" tanya Zia membentak Daffa.
Tutt!!
**
Lima belas menit kemudian, Daffa sudah berada digarasi mobilnya. Kemudian ia langsung berjalan masuk ke rumahnya. Saat ia hendak keluar, ia berpapasan dengan Zia yang sudah siap untuk berangkat ke kampusnya. Zia berpura-pura tidak melihatnya. Daffa merasa sedikit aneh.
"Zia naik apa?" tanya Daffa.
"Mobil," ujar Zia ketus.
"Mobil siapa? Jangan bilang kalo lo...,"
"Om malang!" teriak Zia saat melihat mobil Kelvin berhenti di depan rumahnya.
'Sebenarnya gue gak mau dekat sama lo lagi, Zia,' batin Kelvin sedih.
"Woi ny*t! Napa muka lo tuh sedih amat," ujar Faro yang berada di kursi mobil belakang.
"Gak," ujar Kelvin datar.
Tok! Tok!
Ketukan kaca mobil berhasil membuat Kelvin sadar. Kemudian ia membukakan pintu untuk Zia masuk.
"Halo, Om," sapa Zia.
"Hmm,"
"Om? Om siapa?" tanya Faro dari belakang. Zia sangat terkejut.
"Om, dia siapa?" tanya Zia penasaran.
"Sahabat gue," ujar Kelvin sambil melihat keduanya secara bergantian. Ia menemukan sebuah kejanggalan.
#Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband's Is Duda
Novela Juvenil"Kelvin, gue mohon lepasin, gue," ujar Saras memberontak. "Lepasin?" "Gue mohon," lirih Saras menangis. Tanpa mempedulikan ucapan Saras, Kelvin terus mengukir di kulit Saras. "Darrel, senjata gue!" Dengan cepat Darrel memberikan sebotol air jeruk...